Minggu, 30 Januari 2011

PASAR MODAL

BAB I
PENDAHULUAN

Pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan usahanya. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan/emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri.
Sementara itu, bagi kalangan masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan berminat untuk melakukan investasi, hadirnya lembaga pasar modal di Indonesia menambah deretan alternatif untuk menanamkan dananya. Banyak jenis surat berharga (securities) dijual dipasar tersebut, salah satu yang diperdagangkan adalah saham. Saham perusahaan go public sebagai komoditi investasi tergolong berisiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik oleh pengaruh yang bersumber dari luar ataupun dari dalam negeri seperti perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan maupun perubahan yang terjadi dalam industri dan perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) itu sendiri.
Untuk mengantisipasi perubahan harga saham tersebut maka diperlukan analisis saham. Terdapat dua pendekatan yang sering dilakukan untuk menganalisis harga saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal (Sharpe dkk, 1995). Analisis Fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company analysis), sementara itu analisis teknikal merupakan studi yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang berpengaruh dipasar saham dan implikasi pada harga saham (Robert Ang, 1997)

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ANALISIS FUNDAMENTAL
Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang.
Analisis Fundamental merupakan analisis yang didasarkan pada situasi dan kondisi ekonomi, politik dan keamanan secara global. Informasi maupun berita-berita yang berhubungan baik secara langsung dengan situasi perekonomian dapat digunakan sebagai indikator yang cukup penting.
Analisis fundamental adalah analisis berdasarkan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan di bursa saham. Beberapa faktor utama atau fundamental yang mempengaruhi harga saham itu misalnya: penjualan, pertumbuhan penjualan, operasional perusahaan, laba, dividen, rapat umum pemegang saham (RUPS), perubahan manajemen, dan pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh manajemen perusahaan.

B. FAKTOR ANALISIS FUNDAMENTAL
Secara umum, faktor-faktor analisis fundamental bisa dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu faktor-faktor yang bisa dikendalikan perusahaan dan faktor-faktor yang di luar kendali perusahaan. Faktor-faktor yang bisa dikendalikan perusahaan mencakup faktor-faktor yang berhubungan dengan operasional perusahaan, seperti penjualan, laba, teknologi, karyawan, dan lain-lain.
Sedangkan faktor-faktor yang di luar kendali perusahaan misalnya: tingkat suku bunga, inflasi dan pertumbuhan ekonomi, serta inflasi. Selain itu, ada pula kebijakan-kebijakan pemerintah -- seperti peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) -- yang bisa mempengaruhi kinerja perusahaan.
Beberapa faktor fundamental yang digunakan untuk melakukan analisa dan perlu dicermati adalah sebagai berikut:
1. Tingkat suku bunga (interest rate).
2. Balance of Payment (BOP).
3. Producer Price Index (PPI input).
4. Consumer Price Index (CPI).
5. Retail Sales.
6. Non Farm Payrolls
7. Gross Domestic Product (GDP).

C. TAHAPAN ANALISIS FUNDAMENTAL
Analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisa yaitu:
a. Analisis ekonomi,
b. Analisis industri, dan
c. Analisis perusahaan.
1. Analisis Fundamental Ekonomi
Analisis ekonomi adalah salah satu dari tiga analisis yang perlu dilakukan investor dalam penentuan keputusan investasinya. Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan makro dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat return yang disyaratkan atas investasi tersebut.
Siegel (1991), menyimpulkan adanya hubungan yang kuat antara harga saham dan kinerja ekonomi makro, dn menemukan bahwa perubahan pada harga saham selalu terjadi sebelum terjadinya perubahan ekonomi. Ada dua alasan yang mendasarinya, yaitu:
1. Harga saham yang terbentuk merupakan cerminan ekspektasi investor terhadap earning, dividen, maupun tingkat bunga yang akan terjadi.
2. Kinerja pasar modal akan bereaksi terhadap perubahan-perubahan ekonomi makro seperti perubahan tingkat bunga, inflasi, ataupun jumlah uang yang beredar.
Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fundamental perekonomian suatu negara, indikator ekonomi merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri. Seiring kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk mendapatkan sumber informasi terkini seorang trader juga sering menggunakan informasi yang berasal dari monitor komputer, misalnya melaui Dow Jones Telerate, Reuters, Knight Rider maupun Bloomberg. Indikator-indikator ekonomi yang sering digunakan dalam Analisis Fundamental diantaranya:
1) Gross Domestic Product
Gross Domestic Product merupakan jumlah seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh perusahaan asing yang beroperasi di dalam negara tersebut pada suatu periode tertentu.
2) Inflasi
Seorang Trader akan selalu memperhatikan dengan seksama perkembangan tingkat inflasi. Salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi inflasi adalah dengan melakukan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga. Kebijakan peningkatan tingkat suku bunga ini diharapkan dapat memperkuat nilai tukar dan mengendalikan tingkat inflasi. Penggunaan tingkat inflasi sebagai salah satu indikator fundamental ekonomi adalah untuk mencerminkan tingkat GDP dan GNP ke dalam nilai sebenarnya. Nilai GDP dan GNP merupakan indikator yang sangat penting bagi seorang Trader dalam membandingkan peluang dan resiko investasinya di luar negeri. Beberapa indikator untuk mengetahui tingkat inflasi:
 Producer Price Index (PPI), adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga yang diterima oleh produsen domestik untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses produksi. Data PPI dikumpulkan dari berbagai sektor ekonomi terutama dari sektor manufaktur, pertambangan dan pertanian.
 Consumer Price Index (CPI), digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga eceran dan sekelompok barang dan jasa tertentu. Kedua indeks tersebut, CPI dan PPI, digunakan Trader sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi yang terjadi. Seorang Trader tidak dapat berharap bahwa Bank Sentral akan menaikkan tingkat suku bunga apabila salah satu indikator memberikan sinyal kuat tentang adanya inflasi maupun menurunkan suku bunga untuk keadaan sebaliknya. Sebagai contoh, dampak Perang Teluk 1991 memicu naiknya harga minyak bumi sehingga indeks CPI di Amerika Serikat juga naik. Namun karena peningkatan indeks CPI itu tidak berlangsung lama, maka Bank Sentral Amerika Serikat tidak mengambil tindakan apa pun.
3) Balance of Payment
Balance of Payment merupakan suatu neraca yang terdiri dari keseluruhan aktivitas transaksi perekonomian internasional suatu negara, baik yang bersifat komersial maupun finansial, dengan negara lain pada suatu periode tertentu. Balance of Payment ini mencerminkan seluruh transaksi antara penduduk, pemerintah dan pengusaha dalam negeri dan pihak luar negeri, seperti transaksi ekspor dan impor, investasi portofolio, transaksi antar Bank Sentral dan lain-lain. Indikator umum yang sering digunakan adalah neraca perdagangan / current account. Faktor lain yang mempengaruhi neraca pembayaran adalah adanya aliran investasi asing yang masuk ke dalam negeri dalam bentuk Foreign Direct Investment maupun Portofolio Investment. Contoh: surplus neraca perdagangan Jepang terhadap Amerika Serikat pada tahun 1998 memberikan indikasi yang jelas terhadap meningkatnya volume permintaan Yen dalam aktifitas perdagangan. Akibatnya nilai tukar Yen terhadap Dollar AS menguat.
4) Employment
Employment adalah suatu indikator yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi riil berbagai sektor ekonomi. Indikator mengenai tingkat kesempatan kerja ini dapat dijadikan sebagai alat untuk menganalisis sehat / tidaknya perekonomian suatu negara. Apabila perekonomian berada dalam keadaan full capacity / kapasitas penuh maka akan tercapai full employment. Jika keadaan sebaliknya, maka tingkat pengangguran pun akan meningkat. Tingkat employment adalah indikator ekonomi yang sangat penting bagi pasar keuangan pada umumnya dan pasar valuta asing khususnya.

2. Analisis Fundamental Industri
Analisis industri merupakan salah satu bagian dalam analisis fundamental. Dalam analisis indutri, investor mencoba memperbadingkan kinerja dari berbagai industri, untuk bisa mengetahui jenis industri apa saja yang memberikan prospek paling menjanjikan ataupun sebaliknya. Setelah melakukan analisis indutri, investor nantinya akan dapat menggunakan informasi tersebut sebagai masukan untuk mempertimbangkan saham-saham dari kelompok industri mana sajakah yang akan dimasukkan dalam portofolio yang akan dibentuknya.
Analis dan investor memerlukan metode yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan industri dengan tepat. Salah satu system klasifikasi industri yang telah digunakna secara luas adalah system Standart Industrial Classification (SIC) yang didasarkan pada data sensus dan pengklasifikasian perusahaan berdasarkan produk dasar yang dihasilkan. Standart Industrial Classification (SIC) mempunyai 11 divisi dan masing-masing devisi diberi tanda A-K. sebagai contoh, misalnya perkebunan, pertanian dan perikanan dikelompokkan dalam devisi A, pertambangan dalam devisi B, perdagangan eceran G dan kelompok terakhir yaitu yang belum terklasifikasi disebut dnegan devisi K. masing-masing devisi akan terdiri dari beberapa kelompok industri utama dan diberi kode dua digit. Sebagai contoh, misalnya industri logam yang termasuk dalam devisi D yaitu devisi pertambangan, akan diberi kode 33.
Pengelompokan industri untuk kasus di Indonesia juga dilakukan dengan berdasarkan suatu klasifikasi industri tertentu. Salah satu standart yang banyak dipakai untuk mengelompokkan industri bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah Jakarta Stock Exchange Sectoral Industry Classification (JASICA). Klasifikasi JASICA ini terdiri dari 9 divisi dan masing-masing devisi tersebut dibagi lagi menjadi kelompok industri utama dan diberi kode dua digit.
1. Pentingnya Analisis Industri
Analsis industri meruapakan tahap penting yang perlu dilakukan investor, karena analisis tersebut dipercaya bisa membantu investor untuk mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam indutri yang mempunyai karakteristik resiko dan return yang menguntungkan bagi investor.
Beberapa penelitian yang terkait dengan analisis industri, telah didokumentasiakn oleh Reilly dan Brown (1997), dan menghasilkan kesipulan-kesimpulan seperti berikut ini:
1. Studi mengenai kinerja tahunan industri, menunjukkan bahwa industri yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda pula.
2. Tingkat return masing-masing industri berbeda di tiap tahunnya.
3. Tingkat return perusahaan-perusahaan industri yang sama, terlihat cukup beragam.
4. Tingkat resiko berbagai industri juga beragam
5. Tingkat resiko suatu industri relative stabil sepanjang tahun.
Dari berbagai penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis industri penting untuk dilakukan, baik untuk meminimalkan resiko ataupun untuk mengidentifikasi industri yang mempunyai prospek yang menguntungkan. Selanjutnya, analisis industri juga perlu diikuti oleh analisis perusahaan, sehingga investor dapat menentukan saham-saham dari perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang mempunyai kombinasi return-resiko yang terbaik.
2. Estimasi tingkat keuntungan industri
Dalam melakukan analisis industri, investor juga perlu menilai suatu industri dan menentukan return yang diharapkan dari suatu industri untuk dianalisis. Dengan menilai dan menentukan return yang diharapkan dari suatu indutri, investor akan dapat menentukan peluang investasi pada industri-industri yang punya prospek terbaik. Untuk menilai suati industri, ada dua langkah yang perlu dilakukan, yaitu pertama, mengestimasikan earning per share (EPS) yang diharapkan dari suatu industri, dan kedua, mengestimasi Price Earning Ratio (P/E) yang diharapkan atau disebut juga sebagai expected earning multiplier industri. Selanjutnya, jika hasil kedua estimasi tersebut dikalikan, maka akan kita peroleh nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri (expected ending value of industri).
Dengan mengetahui nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri, selanjutnya akan dapat ditentukan tingkat return yang diharapakn dari suatu industri. Caranya adalah dengan membagi nilai akhir yang diharapkan dari suatu industri ditambah deviden yang diharapkan dari industri, dnegna nilai awal industri tersebut pada periode sebelumnya. Selanjutnya, dengan membandingkan tingkat return yang diharapkan dari industri terhadap tingkat return yang diharapkan dari industri terhadap tingkat return yang disyaratkan oleh investor, investor akan dapat menentukan keputusan investasi industri tersebut, pilihan investor sebaiknya pada industri-industri yang mampu memberikan return diharapkan yang lebih besar dibading tingkat return yang disyaratkan investor.
3. Estimasi Earning Per Share Industri
Untuk mengestimasikan EPS perlu mengestimasikan penjualan per lembar saham dari suatu industri terlebih dahulu. Ada tiga teknik yang dapat digunakan untuk mengestimasikan tingkat penjualan suatu industri, yaitu dengan daur hidup industri (industri life cycle), analisis input-output, serta hubungan antara indutri dengan ekonomi secara keseluruhan. Ketiga terknik tersebut bersifat saling melengkapi, sehingga investor dapat mengkombinasikan ketiga teknik tersebut untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai posisi industri dalam berbagai scenario.
a. Prakiraan penjualan dan daur hidup industri. Tahap perkembangan industri dapat digunakan untuk mengestimasi besarnya penjualan dari suatuu industri. Tahap perkembangan industri umumnya dibagi menjadi lima yaitu : tahap permulaan, pertumbuhan yang cepat, tahap kedewasaan (mature) stabil dan penurunan. Untuk mengestimasikan penjualan industri perlu menentukan lamanya masing-masing tahap dalam daur hidup industri , dan lamanya waktu untuk masing-masing industri akan berbeda satu dengan yang lain.
b. Prakiraan penjualan dan analisis input-output. Analisis input-output adalah suatu cara alternative untuk mengetahui gambaran prospek penjualan suatu industri dimasa yang akan datang, dengan mengidentifikasi pemasok (supplier) dan konsumen dari suatu indutri. Dengan melakukan analisis input-output, kita dapat mengestimasi permintaan konsumen dimasa datang, serta kemampuan pemasok untuk menyesiakan barang dan jasa dalam suatu industri. Informasi tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat penjualan dan keuntungan suatu industri simasa depan.
c. Prakiraan penjualan dan hubungn industri dan ekonomi. Teknik yang ketiga ini dilakukan dengan cara membandingkan tingkat penjualan industri dengan kondisi perekonomian secara keseluruhan yang berhubungan dengan barang dan jasa yang diproduksi oleh industri tersebut. Teknik ini didasari oleh asumsi bahwa kondisi perekonomian dimana suatu industri beroperasi akan terkait dengan penjualan dan keuntungan suatu industri.
4. Persaingan dan return industri yang diharapkan
Faktor penting lain yang mempengaruhi besarnya profit yang bisa diperoleh suatu industri adalah intensitas persaingan dalam industri tersebut. Michael Porter telah banyak menulis tentang strategi kompetitif, yaitu suatu strategi yang berguna untuk mencapai posisi kompetitif dalam industri. Intensitas persaingan dalam suatu industri untuk tetap memperoleh return diatas rata-rata. Intensitas persaingan merupakan gambaran dari lima faktor utama persaingan, dan pengaruh masing-masing faktor tersebut untuk masing-masing industri akan berbeda-beda. Lima kekuatan persaingan akan menentukan profitabilitas indutri karena lima faktor tersebut mempunyai pengaruh terhadap komponen return on investment (ROI) dalam suatu industri, kekuatan masing-masing faktor tersebut merupakan fungsi dari struktur industri. Analisis yang dilakukan Porter menunjukkan fungsi dari struktur industri itu sendiri. Investor harus menganalisis struktur industri untuk menilai kekuatan dari lima faktor persaingan, sehingga investor dapat menentukan profitabilitas dari suatu industri. Stuktur industri cenderung berubah, sehingga investor perlu terus memperbarui analisis lingkungan industri sesuai dnegan perubahan yang terjadi
Lima faktor yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri:
a. Persaingan antar perusahaan yang ada dalam industri.
Persaingan dalam suatu industri akan semakin meningkat jika terdapat banyak perusahaan yang ukurannya relative sama bersaing dalam industri tersebut. Sidamping itu, persaingan juga akan dipengaruhi oleh pertumbuhan industri dan biaya tetap, seta hambatan untuk keluar dari industri tersebut. Pertumbuhan yang lambat akan membuat perusahaan semakin ketat bersaing memperebutkan pangsa pasar yang relative kecil. Tingginya biaya tetap juga akan mendorong peningkatan persaingan, karena dengan tingginya biaya tetap akan mengharuskan perusahaan untuk memproduksi dengan kapasitas penuh. Hal ini akan membuat penawaran dipasar akan semakin meningkat yang kemudian akan menyababkan harga barang semakin menurun, sehingga persaingan akan semakin ketat.
b. Ancaman pemain baru
Meskipun sebuah industri mempunyai jumlah pesaing yang sedikit, investor juga perlu mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang potensial menjadi pemain baru dalam industri. Besarnya ancaman pemain baru ini akan dipengaruhi oleh adanya hambatan-hambatan masuk (barrier to entry) dalam suatu industri, seperti tingginya biaya operasional, seperti tingginya biaya investasi, peraturan pemerintah dab harga barang yang relative kecil dibandingkan dengan biaya produksi. Jika hambatan masuk suatu industri relative tinggi maka kemungkinan adanya pemain baru yang masuk dalam industri tersebut akan semakin kecil.
c. Ancaman adanya produk substitusi
Produk substitusi akan membatasi profit potential suatu industri karena barang substitusi akan memunculkan alternative bagi produk perusahaan. Dalam kondisi seperti ini, kemampuan perusahaan untuk menetukan harga produk akan semakin berkurang, karena dibatasi adanya produk substitusi. Artinya, jika harga produk perusahaan terlalu tinggi, konsumen bisa saja berpindah ke produk substitusi yang ditawarkan dipasar
d. Bargaining power pembeli
Daya tawar pembeli di pasar yang kuat bisa mempengaruhi profitabilitas industri. Hal ini terjadi jika konsumen dapat menawar harga atau meminta kualitas yang lebih tinggi dengan kemungkinan pilihan dari produk yang diberikan oleh pesaing lain. Bila jumlah konsumen lebih banyak dari jumlah industrinya, maka bargaining power konsumen adak rendah. Sebaliknya jika jumlah industri lebih banyak dari konsumennya maka bargaining power konsumen akan besar.
e. Bargaining power pemasok
Pemasok dapat mempengaruhi return industri di masa yang akan datang karena merreka mempunyai kekuata untuk menentukan harga dan kualitas dari produknya. Jika jumlah pemasok lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah industrinya maka bargaining power pemasok akan berkurang.
Analisis lima faktor yang menentukan persaingan industri dapat digunakan untuk menilai profit potensial dari suatu industri untuk jangka panjang.
5. Estimasi Earning Multiplier suatu industri
Teknik untuk melalukan estimasi earning multiplier industri ada dua, yaitu analisis makro dan analisis mikro. Dalam analisis makro, investor mempelajari hubungan antara earning multiplier untuk industri dengan earning multiplier untuk pasar. Sedangkan dalam analisis mikro, estimasi earning multiplier industri dilakukan dengan cara mengamati variabel-variabel yang mempengaruhi earning multiplierindustri seperti devident-payout ratio (DPR), tingkat return yang disyaratkan dalam industri (k), dan tingkat pertumbuhan earning dan deviden industri yang diharapkan (g).
Analisis makro mengasumsikan adanya hubungan antara perubahan dalam k dan g untuk industri tertentu dengan pasar keseluruhan . asumsi ini sama halnya dengan hubungan antara perubahan dalam P/E rasio industri dengan P/E pasar secara keseluruhan. Tetapi perlu diingat bahwa hubungan antara industri dengan pasar tidaklah sama untuk setiap industri, bahkan untuk industri tertentu hubungan tersebut tidaklah signifikan. Oleh karena itu, sebelum menggunakan analisis makro untuk mengestimasi earning multiplier untuk industri, perlu mengevaluasi terlebih dahulu kualitas hubungan antara rasio P/E industri yang akan dianalisis dengan P/E pasar. Disamping itu juga perlu melengkapi analisis makro dengan analisis mikro.
Estimasi earning multiplier industri dengan analisis mikro dilakukan dengan cara mengestimasi tiga variabel yang menentukan earning multiplier industri (dividend-payout ratio, tingkat return yang disyaratkan dan tingkat pertumbuhan earning dan deviden yang diharapkan) dan membandingkan ketiga variabel tersebut dengan P/E pasar. Dari hasil analisis tersebut, selanjutnya dapat diketahui apakah earning multiplier industri akan berada diatas, dibawah ataupun sama dengan earning multiplier pasar
3. Analisis Fundamental Perusahaan
Secara umum, analisis fundamental ini melibatkan banyak sekali variabel data yang harus dianalisa, dimana beberapa diantara variabel tersebut yang cukup penting untuk diperhatikan yaitu :
• Rasio laba terhadap saham yang beredar (earning per share-EPS)
• Rasio pertumbuhan EPS
• Rasio harga saham terhadap laba per lembar saham (price earning ratio)
• Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (price earning growth ratio)
• Rasio harga saham terhadap penjualan (price/sales ratio)
• Rasio harga saham terhadap nilai buku (price book value)
• Rasio hutang perseroan (debt ratio)
• Margin pendapatan bersih (net profit margin)
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan menurut Moh. Samsul untuk mengestimasi harga saham adalah a. relative approach b. discounted approach dan c. factor model. Relative Approach meliputi (1) Price Earning Ratio (2) Price Book Value Ratio (3) Price Devidend Ratio; discounted approach meliputi (1) Earning Approach dan (2) Devidend Approach; sementara faktor model meliputi (1) Single Factor (2) Single Index Model dan (3) multifactor model.
1) Menghitung rasio
Menghitung kondisi perusahaan biasanya dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan. Rasio secara garis besar di bagi dalam lima kategori utama antara lain, yaitu: keuntungan (profitability), harga (price), likuiditas (liquidity), hutang (leverage) dan efisiensi.
2) Rasio laba terhadap saham beredar (EPS)


Rasio adalah digunakan untuk mengukur suatu tingkat keuntungan dari perusahaan. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.
3) Rasio pertumbuhan EPS
Diperoleh dengan membandingkan nilai rasio laba terhadap saham beredar (EPS) pada tahun berjalan dengan nilai EPS pada kwartal yang sama pada tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.
4) Rasio harga saham terhadap laba perlembar saham


Biasa juga disebut dengan P/E Ratio yang dihitung dengan cara membagi harga saham dengan keuntungan perlembar saham. Rasio ini digunakan untuk membandingkan suatu perusahaan dengan P/E Ratio rata-rata dari perusahaan dalam kelompok industri sejenis.
5) Rasio harga saham terhadap pertumbuhan laba perseroan (PEG ratio)


Semakin rendah PEG Ratio suatu perusahaan maka berarti harga sahamnya adalah dibawah harga semestinya ( undervalued) dan perusahaan memiliki rasio pertumbuhan EPS yang tinggi. Misalnya suatu perusahaan dengan pertumbuhan EPS sebesar 21.5% dengan P/E Ratio sebesar 37.3% maka PEG Ratio nya adalah 21.5/37.3=0.576.
6) Rasio harga saham terhadap penjualan (P/S ratio)


Rasio ini biasanya digunakan untuk menilai suatu perusahaan yang masih baru atau belum mendapatkan keuntungan dimana rasio ini. Semakin rendah P/S ratio suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam kelompok industri yang sejenis menunjukkan semakin bagus perusahaan tersebut.
7) Rasio harga saham terhadap nilai buku(PB/V Ratio)


Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut murah atau berada di bawah harga sebenarnya, namun hal ini juga dapat berarti ada sesuatu yang merupakan kesalahan mendasar pada perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan XXX memiliki harta sebesar Rp 100 milyar dan hutangnya sebesar Rp 70 milyar maka nilai buku perusahan tersebut adalah Rp 30 milyar dan apabila saham yang beredar 500 juta maka berarti setiap saham mewakili Rp 600 nilai buku, dengan harga per lembar saham sebesar Rp 1.200 maka berarti PB/V rasio perusahaan tersebut adalah 1.200/600 = 2.
8) Rasio hutang perseroan


Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Misalnya, rasio hutang 30 % artinya bahwa 30% dari aset dibiayai oleh hutang. Rasio hutang bisa berarti buruk pada situasi ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, dimana perusahaan yang memiliki debt rasio yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, namun selama ekonomi baik dan suku bunga rendah maka dapat meningkatkan keuntungan.
9) Rasio hutang perseroan


Net profit margin adalah rasio tingkat profitabilitas yang dihitung dengan cara membagi keuntungan bersih dengan total penjualan Rasio ini menunjukan keuntungan bersih dengan total penjualan yang diperoleh dari setiap penjualan.
10) Perputaran inventaris


Inventory turnover adalah rasio efisiensi yang dihitung dengan membagi biaya barang yang terjual dengan inventaris, yang menunjukkan seberapa efisien perusahaan mengatur inventarisnya, yaitu berapa kali perputaran inventaris selama satu tahun. Jenis rasio ini sangat bergantung pada jenis industri di mana perusahaan berada. Sebagai contoh, toko kue akan mempunyai tingkat perputaran yang jauh lebih tinggi daripada pabrik pesawat. Sehingga yang perlu diperhatikan adalah membandingkan hasil yang diperoleh dengan rasio dari perusahaan-perusahaan yang lain dalam industri yang sejenis.
BAB III
PENUTUP

Untuk mengantisipasi perubahan harga saham, maka diperlukan analisis saham. Terdapat dua pendekatan yang sering dilakukan untuk menganalisis harga saham, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal (Sharpe dkk, 1995). Analisis Fundamental pada dasarnya adalah melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan, dimana proses ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company analysis).
Analisis Fundamental merupakan analisis yang didasarkan pada situasi dan kondisi ekonomi, politik dan keamanan secara global. Informasi maupun berita-berita yang berhubungan baik secara langsung dengan situasi perekonomian dapat digunakan sebagai indikator yang cukup penting.
Analisis fundamental adalah analisis berdasarkan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan di bursa saham. Beberapa faktor utama atau fundamental yang mempengaruhi harga saham itu misalnya: penjualan, pertumbuhan penjualan, operasional perusahaan, laba, dividen, rapat umum pemegang saham (RUPS), perubahan manajemen, dan pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh manajemen perusahaan.
Beberapa faktor fundamental yang digunakan untuk melakukan analisa dan perlu dicermati adalah sebagai berikut:
1. Tingkat suku bunga (interest rate).
2. Balance of Payment (BOP).
3. Producer Price Index (PPI input).
4. Consumer Price Index (CPI).
5. Retail Sales.
6. Non Farm Payrolls
7. Gross Domestic Product (GDP).
Tahapan dalam analisis fundamental terbagi menjadi 3 tahap, yaitu Analisis ekonomi, Analisis industri, Analisis perusahaan.

REKRuTMEN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu kegiatan penting dari kegiatan sumber daya manusia adalah proses rekrutmen, yaitu menarik tenaga kerja yang memiliki kinerja yang baik. Hal ini dilakukan oleh organisasi kecil, menengah, dan skala besar. Dalam organisasi ini, manajer dan karyawan bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan yang semakin kompleks. Sebelum organisasi menarik tenaga kerja, organisasi harus merekrut dan menempatkan individu yang memiliki keahlian sesuai yang dibutuhkan organisasi.
Adapun tujuan rekrutmen adalah untuk memenuhi penawaran sebanyak mungkin dari calon-calon karyawan sehingga organisasi memiliki peluang yang lebih besar untuk menentukan pilihan terhadap calon pelamar yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.

1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalah, dapat dirumuskan menjadi :
a. Apa kendala-kendala rekruitmen?
b. Bagaimana proses rekruitmen?
c. Apa sumber-sumber rekruitmen?
d. Apa saluran-saluran rekruitmen?

1.3 Tujuan Permasalahan
Dari rumusan masalah, dapat di ambil tujuan permasalahan antara lain
a. Untuk menjelaskan kendala-kendala rekruitmen
b. Untuk mengetahui proses rekruitmen
c. Untuk menjelaskan sumber-sumber rekruitmen
d. Untuk menjelaskan saluran-saluran rekruitmen


BAB II


Manajemen sumber daya manusia difokuskan pada penarikan tenaga kerja baru yang menjadi perhatian utama pada banyak organisasi.
Recruiting may be defined as the process of seeking, attracting and identifying a pool of qualified candidates in sufficient numbers to fill current and future workforce needs.
Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para calon karyawan untuk dipekerjakan dalam dan oleh organisasi. Rekrutmen juga merupakan serangkaian kegiatan mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan untuk menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.

2.1 Kendala-Kendala Rekrutmen
Proses perekrutan bukanlah suatu kegiatan yang mudah dan sederhana. Banyak hambatan yang ditemui dalam kegiatan tersebut. Perekrutan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting sekaligus menarik karena praktik ini sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, yaitu keadilan social, efisiensi manajemen, dan daya tanggap politik.
Kendala-kendala dalam proses perekrutan antara lain:
 Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi akan menentukan desain dan pelaksanaan system rekrutmen dalam organisasi. Karakteristik organisasi tercermin dari system nilai, norma dan budaya perusahaan, filosofi organisasi, visi dan misi organisasi, serta tujuan dan strategi organisasi.
 Tujuan dan Kebijakan Organisasi
Tujuan organisasi adalah ingin mencapai penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien. Berbagai kebijakan organisasi dapat menjadi hambatan dalam implementasi perekrutan.
Tujuan dan kebijakan organisasi dapat mempengaruhi proses rekrutmen karyawan, seperti penggabungan atau merger organisasi yang berbeda bidang, dapat menghadapi kendala dari aspek legal dan aspek bisnis.
 Kondisi Lingkungan Eksternal
Kondisi lingkungan akan mempengaruhi nasib organisasi secara keseluruhan. Karena sebagai suatu system, organisasi akan berinteraksi dengan lingkungannya . Apabila ingin bertahan hidup maka organisasi harus beradaptasi dengan lingkungannya. Apalagi dalam kapasitas penentuan pelaksanaan perekrutan tentunya kebiasaan organisasi akan melihat lingkungan sekitar organisasi.
 Biaya Rekrutmen
Biaya yang dibutuhkan dalam proses rekrutmen bisa cukup besar, yang mungkin tidak tersedia dalam anggaran organisasi. Masalah biaya dapat menjadi kendala tersendiri bagi organisasi yang ingin memperbarui tenaga kerja karena tuntutan pekerjaan. Ada alternatif baru bagi organisasi yang memiliki anggaran terbatas, tetapi ingin memperoleh pelamar-pelamar yang berkualitas dan andal, yaitu dengan melalui biro pencari tenaga kerja online atau bursa kerja online yang di Indonesia masih tergolong barang baru. Namun di negara maju sudah banyak perusahaan-perusaan besar memanfaatkan jasa ini.
 Kompensasi
Kompensasi ini bisa bertindak sebagai perangsang atau insentif untuk menarik calon tenaga kerja. Kebijakan kompensasi organisasi biasanya menetapkan batasan upah atau gaji yang berbeda pada berbagai pekerjaan. Besarnya kompensasi akan mempengaruhi minat pelamar untuk menjadi karyawan pada sebuah organisasi. Besarnya kompensasi yang diperoleh secara individu juga akan membawa dampak benturan social dan budaya manakala kompensasi diberikan secara tim kerja.
 Kebiasaan Perekrutan
Kebiasaan perekrutan yang salah dan kurang baik mungkin akan terulang kembali sehingga proses pencarian calon karyawan yang berkualitas tidak tercapai. Oleh karena itu, para pelaksana perekrutan hendaknya menerima masukan yang positif maupun negatif agar tidak bergantung pada kebiasaan yang buruk yang sudah terbentuk.
 Pasar Tenaga Kerja
Sewaktu menarik tenaga kerja, manajemen harus memerhatikan keadaan pasar tenaga kerja. Dengan memahami kondisi pasar tenaga kerja, akan membantu manajemen untuk menaksir penawaran tenaga kerja yang tersedia untuk diterima sebagai karyawan. Seperti kasus pencarian tenaga kerja asing di Korea juga melihat dari kondisi pasar kerja dalam negeri Korea.

2.2 Proses Rekrutmen
Produk dari proses rekrutmen adalah sejumlah kandidat karyawan/pemegang jabatan yang akan diproses berikutnya dalam tahapan seleksi. Oleh karena itu, rekrutmen merupakan proses awal dari apakah suatu organisasi mendapatkan orang yang tepat atau sebaliknya.
Proses pelaksanaan rekrutmen biasanya terdiri dari beberapa langkah atau tahapan. Dibawah ini adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam pelaksanaan rekrutmen:
a. Mengidentifikasi jabatan yang lowong dan berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
b. Mencari informasi jabatan melalui analisis jabatan.
c. Jika persyaratan jabatan telah tersusun, maka langkah berikutnya adalah menentukan dimana kandidat yang tepat harus dicari.
d. Memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat untuk jabatan.
e. Memanggil kandidat-kandidat yang dianggap memenuhi persyaratan jabatan.
f. Menyaring/menyeleksi kandidat.
g. Membuat penawaran kerja.
h. Mulai bekerja.
Perencanaan pekerjaan adalah proses memformulasi rencana-rencana untuk mengisi lowongan masa depan berdasarkan pada suatu analisis dari posisi yang diharapkan terbuka dan ini akan diisi oleh calon dari dalam atau dari luar.
Kegiatan rekrutmen diawali dari lamaran calon karyawan yang dicari dan diakhiri dengan diterima atau ditolaknya calon karyawan tersebut. Kegiatan rekrutmen ini seperti pelatihan dan pengembangan, evaluasi kinerja promosi dan mutasi, jenjang karier, kompensasi, serta hubungan industrial karyawan. Proses Rekrutmen bisa dilakukan oleh departemen personalia atau departemen sumber daya manusia, tetapi bisa juga dilaksanakan olah sebuah lembaga atau konsultan independent di luar organisasi yang disewa oleh organisasi untuk melaksanakan rekrutmen secara lebih professional.
Strategi perekrutan mengidentifikasi di mana perekrutan harus dilakukan, siapa yang harus direkrut, dan apa persyaratan yang diminta. Satu pertimbangan penting adalah keputusan untuk melakukan pencarian internal atau eksternal.

Perencanaan
SDM


Penentuan
Jabatan
yang kosong


Permintaan
Manager


Gambar 1.1 Proses Perekrutan



2.3 Sumber-Sumber Rekruitmen
Unsur lain dalam srtategi rekruitmen dalam suatu organisasi adalah keputusan dimana mencari para calon pelamar. Manajemen memulai proses perekrutan dengan mengingat uraian jabatan dan spesifikasi jabatan. Perekrutan tenaga kerja dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu internal dan eksternal
INTERNAL
Dengan cara internal, calon pengisi posisi tertentu dicari dan diseleksi dari tenaga kerja yang ada dalam organisasi saat ini. Cara ini memiliki keuntungan. Pertama, tenaga kerja yang direkrut sudah memahami organisasi dengan baik sehingga proses penyesuaisn menjadi lebih mudah dan kemungkinan berhsil akan semakin tinggi. kedua, cara ini akan mendorong semangat kerja, loyalitas, dan komitmen kerja yang semakin tinggi. ketiga, biasanya cara rekruitmen internal lebih murah dibandingkan dengan cara eksternal. Rekruitmen internal[un memiliki keuntungan karena apabila suatu orang dipromosikan maka akan terjadi promosi berantai untuk jabatan-jabatan dibawahnya. Namun, rekruitmen internal pun memiliki kelemahan, antara lain kemungkinan terbatasnya calon tenaga kerja yang potensial dalam organisasi, kurangnya ide baru yang segar yang biasanya dating dari pendatang baru, dan kemungkinan pendorong rasa puas diri pada tenaga kerja yang ada dan tidak mendorong prestasi kerja yang lebih lanjut. Rekruitmen ini dapat dilakukan dilakukan melelui system informasi tenaga kerja yang ada dalam organisasi atau melalui bagan prgantian untuk tingkat menajemen yang lebih tinggi. perekrutan ini dilakukan oleh organisasi karena beberapa alas an, seperti untuk penyegaran manajemen atau reformasi manajemen
EKSTERNAL
Perekrutan tenaga kerja eksternal berusaha menarik tenaga kerja dari luar organisasi. Dapat dilakukan melalui iklan posisi pekerjaan, melalui surat kabar atau majalah atau melalui universitas yang menghasilkan lulusan yang dikehendaki. Proses rekruitmen dapat menjadi mahal terutama karena banyak tenaga kerja baru yang meninggalkan organisasi setelah kerja hanya satu atau dua tahun. Organisasi akan rugi investasi, pelatihan pada tenaga kerja tersebut. Rekruitmen dengan cara lain adalah dengan bekerja sama dengan lembaga swasta, baik formal maupun informal, departemen tenaga kerja, atau kelompok swadaya masyarakat untuk merekrut calon yang potensial
2.4 Saluran-Saluran Rekruitmen
Secara umum, saluran rekruitmen dapat di bagi menjadi :
a. Dari sumber internal perusahaan, yakni SDM yang ditarik (diterima) adalah berasal dari perusahaan/lembaga itu sendiri. Antara lain dilakukan memalui :
1. Job Posting (Pengumuman Pekerjaan)
Adalah usaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang handal dari dari dalam perusahaan atau para karyawan internal untuk mengisi jabatan tersebut. Tujuan dari job posting ini adalah menyampaikan informasi kepada karyawan tentang adanya lowongan posisi yang lebih tinggi. kelebihan dari job posting ini adalah memberikan kesempatan kepada semua karyawan yang memenuhi syarat dan potensional untuk menduduki posisi yang lebih tinggi atau promosi
2. Departing Employers ( Perbantuan Pekerja)
Rekrutmen ini dapat dilakukan melalui perbantuan pekerja untuk suatu jabatan dari unit kerja lain (pekerja yang sudah ada). Kemudian selang beberapa waktu lamanya, apabila pekerja yang dibantukan tersebut merupakan calon yang tepat, maka akan diangkat untuk mengisi jabatan kosong tersebut.
b. dari sumber eksternal di dalam negeri perekrutan melalui :
1. Refer als (rekomendsasi dari para karyawan)
Yaitu adanya informasi dari pimpinan atau karyawan setempat untuk memberikan penilaian terhadap kualifikasi calon untuk menduduki posisi tertentu yang sesuai sengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki. Referrals merupakan saluran rekrutmen yang cepat dan murah bagi perusahaan.
2. Walks in
Adalah para pencari kerja yang dating landing untuk melamar kerja dengan posisi tertentu. Walk ini adalah saluran rekrutmen yang sangat murah dan untuk pekerjaan yang berkeahlian rendah dan tidak membutuhkan keahlian tertentu.
3. Writes in
Adalah surat-surat lamaran yang dikirim keperusahaan. Bagi sebagian perusahaan, surat lamaran yang dikirim lewat pos merupakan saluran rekruitmen yang paling sering dilakukan oleh para pelamar.
4. Rekrutmen dari Perguruan Tinggi
Rekrutmen dari perguruan tinggi merupakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja manajerial, professional dan teknis yang handal. Selain itu dengan melakukan rekruitmen dari perguruan tingggi yang handal, maka image dan gengsi perusahaan dimata masyarakat akan semakin tinggi
5. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
Adalah sumber rekruitmen yang juga murah karena biasanya tenaga kerja yang dihasilkan sudah terdidik dan siap kerja, seperti STM, Balai Diklat, dll
6. Open House
Adalah teknik rekruitmen yang relative baru dimana orang-orang diundang untuk mengunjungi dan melihat perkembangan perusahaan serta aktivitas perusahaan. Cara ini efektif untuk menarik minat tenaga kerja yang potensial dan mempunyai idea tau gagasan untuk merealisasikan keinginan perusahaan.
7. Iklan
Adalah menggunakan sarana media massa untuk mendapatkan pelamar yang potensial dengan menggunakan sarana mesia massa perusahaan akan dapat menetapkan kualifikasi dan posisi yang masih lowong, sehingga pelamar yang memenuhi syarat saja yang akan melamar
8. Agen Penempatan Tenaga Kerja
Rekrutmen tenaga kerja dapat dilakukan melalui agen-agen penempatan tenaga kerja, baik milik pemerintah maupun swasta.
9. Konsultan Manajemen
Perusahaan jasa konsultan ini lebih terspesialisasi dan terfokus pada posisi atau jabatan tertentu. Perusahaan ini biasanya merekrut hanya tipe sumberdaya yang tertentu atau spesialisasi yang mempunyai keahlian tinggi
10. Agen-agen Keamanan Negara
Melalui cara ini perekrutan untuk posisi tertentu cukup efektif, terutama untuk jenis pekerjaan yang yangmemerlukan keahlian tertentu dan langka, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan yang beresiko tinggi dan pelamar memerlukan keahlian tertentu yang spesifik
11. Asosiasi-Asosiasi Pekerja
Biasanya serikat buruh memiliki data tentang daftar orang yang memiliki ketrampilan-ketrampilan tertentu yang dapat diandalkan
12. Operasi-Operasi Militer
Banyak tenaga kerja terlatih yang berasal dari dinas militer yang telah habis masa tugasnya dan menjadi veteran. Mereka biasanya memiliki ketrampilan yang dapat diandalkan dalam bidang-bidang tertentu, seperti mekanik, pilot atau bidang pengaamanan.
c. dari sumber eksternal diluar negeri/internasional perekrutan melalui:
1. Professional Search Firm
2. Educational Institution
3. Professional Association
4. Labour Organization
5. Military Operation
6. Government-Funded and Community Training Program
Untuk menciptakan system rekruitmen yang baik maka perlu langkah-langkah
1. Mendiagnosis seefektif mungkin (berdasarkan kendala waktu, financial, ketersediaan staf pelaksana), factor lingkungan dan organisasi yang akan mempengaruhi posisi yang perlu diisi.
2. Membuat deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan standar kinerja pekerjaan secara terinci.
3. Menentukan tipe-tipe individu yang akan direkrut
4. Menentukan criteria-kriteria yang diinginkan
5. Mengevaluasi saluran-saluran dan sumber rekruitmen
6. Menyeleksi saluran rekruitmen paling efektif
7. Menyusun rencana rekruiutmen yang menyangkut data aktifitas dan daftar pelaksanaanya.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perekrutan merupakan fungsi manajemen sumber daya manusia yang penting sekaligus menarik karena praktik ini sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai, yaitu keadilan social, efisiensi manajemen, dan daya tanggap politik.
Kendala-kendala dalam proses perekrutan antara lain:
 Karakteristik Organisasi
 Tujuan dan Kebijakan Organisasi
 Kondisi Lingkungan Eksternal
 Biaya Rekrutmen
 Kompensasi
 Kebiasaan Perekrutan
 Pasar Tenaga Kerja
Proses pelaksanaan rekrutmen biasanya terdiri dari beberapa langkah atau tahapan. Kegiatan rekrutmen diawali dari lamaran calon karyawan yang dicari dan diakhiri dengan diterima atau ditolaknya calon karyawan tersebut. Kegiatan rekrutmen ini seperti pelatihan dan pengembangan, evaluasi kinerja promosi dan mutasi, jenjang karier, kompensasi, serta hubungan industrial karyawan. Proses Rekrutmen bisa dilakukan oleh departemen personalia atau departemen sumber daya manusia, tetapi bisa juga dilaksanakan olah sebuah lembaga atau konsultan independent di luar organisasi yang disewa oleh organisasi untuk melaksanakan rekrutmen secara lebih professional.
Unsur lain dalam srtategi rekruitmen dalam suatu organisasi adalah keputusan dimana mencari para calon pelamar. Manajemen memulai proses perekrutan dengan mengingat uraian jabatan dan spesifikasi jabatan. Perekrutan tenaga kerja dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu internal dan eksternal
saluran rekruitmen dapat di bagi menjadi :a. Dari sumber internal perusahaan, yakni SDM yang ditarik (diterima) adalah berasal dari perusahaan/lembaga itu sendiri.
b. Dari sumber eksternal di dalam negeri perekrutan. c. Dari sumber eksternal diluar negeri/internasional perekrutan

DAFTAR PUSTAKA

Dessler, Gary, 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Prenhalindo
Faustino, Cardoso. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi. 2008.
Harvey, Den and Robert Bruce Bown, 1996. Human Resource Management-an Experiental Approach. New Jersey : Prentice Hall Int. Inc
Marhis, Robert L, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Salemba Empat.
Moekjiat. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Mandar Maju.
Nawawi, Hadari 99. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetetif. Yogayakarta: UGM Press.
Rachmawati, Ike Kusdyah, SE, M.Si, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Andi
Rivai, Veitzal, Prof Dr, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Sani, Achmad, Bahan Ajar Manajemen Sumber Daya Manusia
Sechuler, Randall S. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-21. Jakarta: Earlangga.
Simamora, Henry, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: STIE YKNP

Sabtu, 29 Januari 2011

MEWUJUDKAN MAJALAH SEKOLAH TERBAIK

Judul Buku: Memulai & Mengelola Majalah Sekolah
(Mempraktikkan Kompetensi Bahasa Indonesia)
Penulis : R. Masri Sareb Putra
Penerbit : Indeks, Jakarta.
Cetakan I : 2008
Tebal : 162 halaman
Peresensi : Fauziah*)

Jurnalistik adalah salah satu wujud yang dilahirkan dari kecerdasan kebahasaan (Word smart). Istilah ini telah menjamur disetiap kalangan, para siswa dan remaja mulai mengandrungi bentuk word smart yang satu ini. Jurnalistik merupakan dunia baru bagi mereka yang mengagungi kompetensi linguistik. Gerbang awal untuk menjelajahi alam ilmiah dengan cara menulis.

Namun, tak banyak pula yang masih ragu-ragu untuk terjun kedunia tulis-menulis. Maindset tentang bakatlah yang menetukan segalanya bukanlah hal yang benar dan musti di ubah. Keterampilan menulis bisa dipelajari oleh setiap orang. Bakat tidak akan ada artinya jika tidak didukung dengan adanya kemauan dan usaha. Menurut penelitian, dalam dunia tulis-menulis, bakat hanyalah 5%, selebihnya ditentukan oleh kemauan untuk berlatih, dan keyakinan untuk bisa.

Salah satu cara untuk menggali kemampuan jurnalistik dan mengasah kompetensi linguistik adalah menuangkan dalam bentuk produk tulisan. Para siswa menuangkannya dalam berbagai bentuk. Dari majalah dinding (mading), buletin sekolah, hingga majalah sekolah.

Melalui majalah sekolah, siswa dapat menghasilkan berbagai kreasi. Banyak hal yang akan didapat siswa mengenai kemampuan jurnalistik. Mempraktikkan wawancara, melakukan liputan, menulis karya-karya sastra sederhana seperti cerpen, puisi, cerber dan sebagainya, serta membuat ilustrasi dan cerita bergambar. Majalah sekolah dapat menjadi langkah awal untuk menggali dan mengasah potensi siswa yang mempunyai kecerdasan kebahasaan (word smart).

R. Masri Sareb Putra telah menyiapkan ramuan mujarab bagi pelaku jurnalistik, khusunya dalam ruang lingkup sekolah. Tips dan trik-trik jitu untuk mengelolah majalah sekolah telah tertuang dalam buku yang berjudul “Memulai Dan Mengelolah Majalah Sekolah: Mempraktikkan Kompetensi Bahasa Indonesia”.

Mengingat masih minimnya panduan lengkap mengenai manajerial majalah sekolah yang membahas dari A-Z bagaimana mengelolah majalah sekolah, mulai dari ide kosong hingga menjadi majalah dan sampai ketangan pembaca, maka buku karangan alumnus STFTWS (Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widia Sasana) Malang ini, wajib dijadikan salah satu referensi dalam pengolahan majalah sekolah. Buku ini merupakan panduan (how to book) pertama yang membantu, sekaligus menuntun berlatih bekerja tim pada sebuah media untuk tujuan bersama.

Karya penulis kelahiran Malaysia ini diharapkan menjadi sumbangsih nyata, sekaligus berguna bagi para siswa SMP-SMU. Terutama siswa yang aktif dalam proses membidani kelahiran majalah sekolah.
Selain itu, bagi siswa yang tidak terlibat dalam pengelolaan majalah sekolah, buku ini dapat membantu untuk memahami pelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia karena dalam buku ini dibahas mengenai bagaimana memahami wacana dan teknik menulis ragam tulisan seperti yang dituntut dalam kurikulum.

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menguatkan ketentuan dalam KBK (Kurikilum Berbasis Komepetensi) yang menegaskan bahwa salah satu kompetensi umum Bahasa Indonesia ialah agar siswa mampu menulis berbagai jenis karangan. Guru pembimbing majalah sekolah, Guru BP, Guru Bahasa dan Sastra Indonesia, serta pengajar ekstrakulikuler jurnalistik pun wajib mendalami buku ini.

Kelengkapan dan kejelasan buku terbitan Indeks ini tidak diragukan lagi. Cakupan pembahasannya sangat luas. Mulai dari penjelasan tentang majalah sekolah dan kopetansi bahasa indonesia, berlatih kepemimpinan yang profesional, pers dan jurnalistik, pemahaman rubrik dan trik mengelolahnya, hingga pemasaran dan distribusinya. Bahkan, dijelaskan pula bagaimana para siswa mendapatkan dana untuk penerbitan majalah tersebut. Dari buku ini juga, pembaca dapat mengetahui bagaimana menyunting naskah.

Di setiap pembahasannya penulis menyertakan contoh konkrit, seperti resensi, tulisan feature, dan sebagainya. Penggunaan bahasa dalam penjelasannya pun luwes dan mudah dipahami oleh siapa pun, Sehingga memudahkan para pembaca dalam pemahaman dan dapat langsung mempraktikkannya. Nah, tunggu apa lagi? Segeralah membaca dan wujudkan majalah sekolah yang terbaik!


*) Fauziah,
Mahasiswa Fakultas Ekonomi UIN Malang & Aktif di Unit Aktivitas Perss Mahasiswa (UAPM) INOVASI UIN Malang.

Membangun Sekolah Cukup di Rumah

Judul : Rumahku Sekolahku: Panduan bagi Orang Tua untuk Menciptakan Homeschooling
Penulis : A. Abe Saputro
Penerbit: Grha Pustaka (Kelompok Penerbit Pinus) - Yogyakarta
Cetakan : I (Juli – 2007)
Tebal : 148 halaman
Peresensi:Fauziah*)

Pendidikan peserta didik di sekolah seperti saat ini pada dasarnya adalah tanggungjawab orang tua masing-masing. Namun, teriring perkembangan zaman mengharuskan adanya lembaga atau instansi yang khusus membantu orang tua dalam mendidikan putra-putrinya. Hingga dikenal dengan istilah sekolah. Belakangan ada trend baru lagi dikalangan masyarakat kita. Pendidikan alternatif yang populer disebut dengan homeschooling (sekolah-rumah).

Kecenderungan hal ini bukan tanpa ada sebab-musababnya. Rabindrant Tagore, peraih nobel sastra tahun 1913, menyebutkan pernyataan yang cukup kontroversi. Beliau mengatakan bahwa selama ini “sekolah formal adalah siksaan yang tak tertahankan”. Sekolah yang pada realitanya menuntut para murid untuk memahami semua mata pelajaran tanpa memikirkan bakat dan minat mereka. Belum lagi jam mata pelajaran yang terkadang sangat melimpah sehingga terasa amat menjenuhkan.

Dari sinilah kemudian hadir istilah home schooling. Dimana para orang tua dan anak bebas menentukan apa yang akan dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya. Mereka juga bisa memilih kapan dan dimana pembelajaran dilaksanakan sehingga terkesan menjadikan anak bisa lebih nyaman dan terarah dalam perkembangan nalar dan pendidikannya.

Bagi masyarakat Indonesia istilah ini masih amat terasa asing. Apalagi bagi masyarakat awam yang sama sekali tidak mengenal istilah ini. Mereka masih beranggapan bahwa sekolah haruslah duduk dibangku sekolah formal dari tingkat dasar hingga menengah.
Namun pola pikir sebagian orang tua mulai beralih. Mereka merasa lebih nyaman menyekolahkan anaknya dirumah mereka sendiri. Mereka merasa anaknya lebih aman bila belajar dirumah, terhindar dari lingkungan yang berdampak negatif terhadap anak seperti pergaulan yang semakin bebas, narkoba, tawuran dan lain sebagainya yang bisa merusak psikis anak itu sendiri.

Kehadiran buku yang berjudul “Rumahku Sekolahku: Panduan Bagi Orang Tua untuk Menciptakan Homeschooling” ini sangat membantu para orang tua yang ingin mengadakan atau menerapkan home schooling. Dalam bukunya ini, penulis, A. Abe Saputro, yang berprofesi sebagai pengamat pendidikan dan guru sebuah sekolah menengah di Medan, menjelaskan betapa home schooling secara sederhana dan mudah dipahami serta dapat dipraktikan bagi siapa saja.

Buku yang amat sederhana namun sangat padat ini kita dapat mengetahui seluk beluk home schooling serta sejarahnya. Setidaknnya dapat dijadikan reverensi bagi kalangan pemerhati pendidik, orang tua, pengambil kebijakan pendidiakn dan siapapun yang peduli pada pada pendidikan yang berbasis penghargaan atas bakat dan minat serta kecerdasan anak yang telah dimiliki.

Belum banyak memang bahan bacaan yang dapat dijadikan rujukan bagi mereka yang ingin mengadakan homeschooling. Tapi tak usah dikhawatirkan lagi karena buku terbitan Grha Pustaka ini menyajikan segudang solusi bagi pembacanya. Buku ini memberikan panduannya secara teknis dan lengkap. Selain itu, mencakup pula mulai dari definisi, latar belakang, penjelasan seputar mitos, hingga legalisasi dari pemerintah. Lengkap disertakan pula metode dan praktik pelaksanaan homeschooling itu sendiri. Selamat Mencoba!

*) Mahasiswa Fak. Ekonomi UIN Malang. Pemerhati Pendidikan Dasar Kemasyarakatan (P2DK) Malang.

Sabtu, 08 Januari 2011

LAPORAN OBSERVASI SURVEI IDENTIFIKASI ALUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

A. Profil Perpustakaan
1. Pendahuluan
Perpustakaan Universitas pada hakikatnya adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bertujuan memenuhi kebutuhan program-program pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Menurut ketetapan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, perpustakaan harus ada di setiap satuan pendidikan yang merupakan sumber belajar bagi suatu perguruan tinggi.
Keberadaan perpustakaan sering dianalogikan dengan sebuah jantung. Dengan analogi ini, kondisi suatu perpustakaan di suatu universitas dapat menjadi salah satu barometer kualitas universitas yang memilikinya. Maka untuk menjadikan universitas bertaraf internasional maka salah satu yang menjadi bagian terpenting adalah perpustakaan harus bertaraf internasional pula, perpustakaan kelas dunia (library for world class university). Perpustakaan yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat dunia.
Sadar dengan posisi seperti itu, dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya, Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang telah mengimplementasikan standar manajemen mutu perpustakaan berbasis ISO 9001/2000 dan terus berusaha untuk melakukan akselerasi pengembangan diri secara berkesinambungan. Beberapa prioritas program pengembangan tersebut antara lain: pengembangan virtual library / digital library, keseimbangan dan kekuatan koleksi, pemanfaatan dan penerapan teknologi informasi dalam semua layanan informasi, dan pengembangan sumberdaya manusia. Semuanya itu dalam rangka menuju library for world class university.
2. Visi dan Misi
Visi :
Menjadi perpustakaan perguruan tinggi Islam berwibawa, memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, berbasis teknologi informasi dan berstandar internasional (ISO 9001/2000) untuk menunjang Tri Darma Perguruan Tinggi
Misi :
1) Menjadi mitra profesional bagi masyarakat akademis (academic community) dengan berperan sebagai penyedia dan penyebar informasi.
2) Memberikan pelayanan prima dan inovatif dengan orientasi kepada kepuasan pengguna (stake holders)
3) Menjadi pusat akses informasi bagi masyarakat global (dunia) pada bidang ilmu yang menjadi fokus universitas.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan pembinaannya dilakukan oleh pembantu Rektor I.
Struktur organisasinya dapat dilihat dibawah ini:

Sementara Pegawai di Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Maulana Malik Ibrahim Malang saat ini telah memiliki 24 pegawai.
4. Koleksi
Jenis Koleksi
Jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan meliputi koleksi buku monograf, majalah/Jurnal, Koleksi Tugas Akhir (Skripsi, Tesis, Disertasi), Audiovisual/ CD-ROM/ Electronic Files. Untuk jenis koleksi buku monograf terdiri dari koleksi Referensi, KK (kopi pertama/tandon), buku umum, Arabian Corner, dan Iran Corner.
Keadaan Koleksi yang dimiliki Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sampai akhir bulan Juli 2008 sebagaimana pada tabel di bawah ini.
Tabel1. Keadaan Koleksi Perpustakaan Pusat UIN Maulana Malik Ibrahim Maulana Malik Ibrahim Malang Per Juli 2008
JENIS KOLEKSI Judul Eks
1. Koleksi Buku 23.946 104.692
2. Koleksi Tugas Akhir (Skripsi/Tesis/Disertasi) 3758 3758
3. Koleksi Jurnal 1385 1556
4. Koleksi CD / Electronic files /Audiovisual 136 136
Jumlah 29.225 110.142

Untuk lebih jelasnya hasil yang dicapai pada kegiatan pengadaan dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik 1. Keadaan Koleksi Perpustakaan Pusat UIN Maulana Malik Ibrahim Maulana Malik Ibrahim Malang per Juli 2008

Dalam memberikan layanan kepada pengguna, treatment terhadap koleksi Perpustakaan pusat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu koleksi yang dapat dipinjam (layanan sirkulasi buku teks) dan koleksi yang hanya dapat dibaca di tempat oleh pengguna (layanan referensi, majalah dan tugas akhir). Disamping itu juga khusus untuk koleksi tugas akhir (skripsi, tesis dan disertasi ) hanya bisa dikopi pada bagian bab tertentu.
Untuk layanan koleksi yang dipinjamkan kepada pengguna (layanan sirkulasi), jumlah maksimal yang dapat dipinjam adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kelompok Pengguna Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
No Kelompok Pengguna Jumlah Koleksi
1 Mahasiswa
a. Mahasiswa D3, S1 dan AKTA 6 eks
b. Mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhir 12 eks
c. Mahasiswa S2 10 eks
d. Mahasiswa S3 15 eks
2 Dosen 15 eks
3 Karyawan 8 eks
Sementara untuk pengguna dari luar UIN Maulana Malik Ibrahim tidak boleh meminjam hanya diperbolehkan menfotokopi koleksi saja. lama peminjaman koleksi buku adalah 10 hari untuk koleksi kopi kedua dan seterusnya, dan 1 hari untuk koleksi kopi pertama (KK/Tandon). Jika lebih dari masa peminjaman maka selebihnya dikenakan denda. Besarnya denda adalah Rp.500,- /hari.
Sistem Klasifikasi
Koleksi bahan pustaka (buku) di Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang disusun dan dikelompokkan berdasarkan suatu sistem. Sistem ini untuk mempermudah pengguna dalam menelusur dan mencari bahan pustaka sesuai dengan yang diinginkan. Oleh karena itu, setiap pengguna perpustakaan diharapkan dapat memahami sistem ini.
Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyusun koleksi bahan pustaka dengan menggunakan sistem klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classification, Klasifikasi Persepuluhan Dewey). Klasifikasi ini membagi ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama, dan kemudian membagi 10 kelas utama ini masing-masing 10 kelas lagi sebagai cabangnya. Kelas-kelas ini diberi angka 000 s/d 900. Berikut ini pembagian 10 kelas utama:
000 Karya umum
100 Filsafat & psikologi
200 Agama
300 Ilmu sosial
400 Bahasa
500 Ilmu alam (natural sciences)
600 Teknologi
700 Kesenian
800 Sastra
900 Sejarah, biografi & geografi

Untuk koleksi bahan pustaka tentang keislaman, dulu perpustakaan menggunakan sistem klasifikasi standard yang dikembangkan oleh Departemen Agama dengan notasi 2x0 – 2x9, namun sekarang beralih pada sistem klasifikasi versi perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim. Sistem klasifikasi ini dikembangkan dari DDC seksi 297. Berikut ini bagannya:
297 Karya Islam Komprehensif
297.1 Sumber-sumber Islam
297.2 Teologi doktrin Islam (Aqaid and Kalam); Islam dan disiplin-disiplin ilmu sekuler; Islam dan sistem-sistem kepercayaan yang lain
297.3 Fikih (Hukum Islam)
297.4 Tasawuf; Sufisme (mistisisme Islam)
297.5 Akhlak
297.6 Pemimpin Islam dan organisasi
297.7 Pembelaan dan penyebaran Islam (Dakwah dan Jihad)
297.8 Sekte Islam dan gerakan pembaharuan
297.9 Sejarah Islam (Tarikh Islam)

Dengan demikian, buku-buku yang mempunyai subyek dan nomor kelas yang sama akan berada dalam jajaran rak yang berdekatan.
5. Layanan Perpustakaan
Sistem Layanan
Sementara pada pelaksanakan kegiatan layanan pengguna, Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menerapkan sistem layanan terbuka (open access). Melalui sistem layanan terbuka, untuk mendapatkan koleksi yang dibutuhkan, setiap pengguna dapat secara langsung menelusur koleksi di rak-rak koleksi.
Sistem layanan ini didukung dengan sistem keamanan elektronik (Security Gate System) yang mampu mendeteksi secara elektronik sistem sirkulasi koleksi dengan teknologi barcode sebagai sarana identifikasi. Di samping itu, layanan perpustakaan juga didukung CCTV sebagai pendukung sistem keamanan perpustakaan.

Jam Buka Pelayanan
Jam buka layanan pengguna di Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang adalah:
Senin s.d Kamis = 08.00 – 11.00 wib [layanan pagi]
= 13.00 – 17.00 wib [ layanan siang]
Jumat & Sabtu = 08.00 – 11.00 wib [layanan pagi]
Catatan: Pada masa perkuliahan tidak aktif, jam buka layanan siang
= 13.00 – 14.30 wib
Hasil kegiatan layanan sirkulasi dapat dilihat tabel di bawah ini:
Tabel. 2 Kegiatan Layanan Sirkulasi
KEGIATAN TAHUN
2005 2006 2007 2008
PENGUNJUNG 46.052 93.652 103.184
134.235

Jika dilihat berdasarkan jumlah pengunjung, maka setiap tahun jumlah pengunjung mengalami peningkatan yang cukup besar, seperti terlihat pada grafik di bawah ini:









Adapun layanan yang disediakan oleh Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang meliputi:
a. Layanan Sirkulasi (Koleksi Umum, Koleksi Arabian Corner, Iran Corner)
Layanan sirkulasi bertujuan untuk memungkinkan pemakai menggunakan bahan pustaka secara tepat, memungkinkan perpustakaan mengetahui siapa peminjam buku dan menjamin kembalinya bahan pustaka dan mendapatkan data kuantitatif peminjaman di perpustakaan.
Layanan sirkulasi Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang meliputi:
- Peminjaman
- Pengembalian
- Perpanjangan dan pemesanan
- Pendaftaran anggota khusus
b. Book drop (Layanan Anjungan Kembali Mandiri/AKM)
Book drop berfungsi seperti ATM, pengguna bisa mengembalikan buku tanpa harus pada jam pelayanan perpustakaan. Pengguna cukup memasukkan buku lewat sarana book drop ini. Namun, saat ini belum bisa dilayankan karena proses tagging koleksi belum selesai. Insya Allah baru dapat dilayankan pada pertengahan tahun 2009.
c. MULTI-PURPOSE STATION (Layanan Anjungan Pinjam Mandiri /APM)
MPS berfungsi sebagai sarana pinjam mandiri. Pengguna bisa meminjam koleksi buku secara mandiri tanpa melalui petugas sirkulasi. Sarana ini dapat mengurangi antrean panjang peminjaman.
d. Virtual Library
Virtual Library ini diidealisasikan sebagai sarana yang interactive dan online untuk melayani anggotanya. Melalui virtual library ini, anggota dapat melakukan penelusuran informasi dan transaksi peminjaman melalui jarak jauh dengan internet. Untuk sementara, layanan ini baru menyediakan katalog online perpustakaan yang beralamat di http://www.lib-uinmalang.net.
e. Layanan Multi Media ( koleksi CD-ROM / koleksi digital)
Layanan ini dapat diakses di Ruang Multi Media lantai 2 (Multimedia Center). Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mempunyai sekitar 50 judul koleksi dalam bentuk CD-ROM. Dan koleksi digital local content (Skripsi, tesis, dll). Untuk mengakses koleksi CD-ROM disediakan komputer multimedia yang terhubung dalam Local Area Network (LAN). Akses layanan ini bersifat gartis untuk semua anggota perpustakaan. Pada layanan ini disediakan 3 unit komputer multimedia.
f. Layanan Internet for Academic Purposes
Layanan ini dapat diakses di Ruang Internet lantai 1 (Internet Corner). Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyediakan akses internet untuk kepentingan penelusuran berbagai informasi ilmiah. Layanan ini juga menyediakan koleksi alamat situs-situs yang sangat penting untuk kepentingan akademik (academic purposes). Pada layanan ini disediakan 19 unit komputer multimedia.
g. Layanan Referensi & Penelusuran Informasi
Layanan penelusuran informasi ilmiah bertujuan untuk menjembatani antara pengguna perpustakaan dengan pusat sumber informasi maupun informasi itu sendiri. Layanan ini berupaya untuk mengarahkan, menunjukkan, menggali, menelusur informasi sesuai dengan permintaan pengguna dari manapun, dan menyuguhkannya secara cepat dan tepat. Melalui layanan ini, Perpustakaan juga memberikan bimbingan dan pelatihan startegi penelusuran informasi berkualitas melalui internet dan cara mengevaluasinya.
h. Layanan Fotokopi dan Penjilidan
Layanan fotokopi disediakan untuk semua pengguna perpustakaan. Bagi pengunjung yang berminat mengkopi keseluruhan isi buku juga disediakan layanan penjilidan. Harga fotokopi perlembarnya ditetapkan berdasarkan harga yang berlaku di pasaran.
i. Layanan Penitipan Tas dan Barang (Locker)
Layanan ini disediakan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan setiap pengunjung perpustakaan atas barang-barang yang tidak boleh dibawa serta masuk ke perpustakaan.
6. Jaringan dan Kerjasama Perpustakaan
Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang terlibat secara aktif dalam beberapa forum, jaringan dan kerjasama antar-lembaga informasi, baik yang berbasis perguruan tinggi maupun lainnya.
a. FKP2T (Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi)
Forum ini merupakan forum kerjasama antar-perpustakaan perguruan tinggi negeri se-Jawa. Namun, pada tahun 2003, keanggotaannya diperluas sampai luar Jawa; Wilayah Barat sampai Palembang; wilayah Utara sampai Pontianak, Banjarmasin dan Samarinda; wilayah Timur sampai Mataram dan Denpasar. Bentuk kerjasama utama forum ini adalah resource sharing; penggunaan bersama sumberdaya informasi dan bahan pustaka yang dimiliki oleh masing-masing anggota jaringan. Mahasiswa PT anggota jaringan ini dapat menggunakan bahan pustaka perpustakaan PT lain yang juga menjadi anggota jaringan.
b. FPPTI (Forum Perpustakaan Perguruan Tingi Indonesia)
Forum ini merupakan wadah bagi perpustakaan perguruan tinggi seluruh Indonesia, baik negeri maupun swasta.
c. JPPTI (Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam)
Jaringan ini dideklarasikan oleh perpustakaan-perpustakaan PTAIN seluruh Indonesia pada Agustus 2003 di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Sesuai dengan namanya, JPPTI mewadahi perpustakaan perguruan tinggi Islam seluruh Indonesia. Tetapi, pada tahap awal ini, keanggotaan hanya terbatas pada perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim, IAIN dan STAIN. JPPTI juga merintis pengembangan infrastruktur yang memungkinkan adanya resource sharing dan pengembangan pangkalan data bersama. Hasil awal usaha ini adalah berupa peluncuran Indonesian Islamic Bibliographic Network (IIBN) pada awal 2005 lalu. Selanjutnya, JPPTI juga sedang menggagas penyusunan suatu standard bersama untuk penentuan tajuk subyek (subject heading) untuk bidang kajian Islam (Islamic studies).

B. Alur Proses Sirkulasi Buku
1. Alur Peminjaman














2. Alur Pengembalian



C. Spesifikasi Hardware
1. Security gate system dan CCTV
Saat ini perpustakaan pusat telah didukung dua sistem sekuritas: Collection Security based electronic system (Security Gate System) yaitu produk 3M (metal detector) dan Elims (RfiD detector) yang kedua mampu mendeteksi secara elektronik sistem sirkulasi koleksi dengan teknologi barcode dan frekwensi radio sebagai sarana identifikasi. Di samping itu, juga dilengkapi dengan fasilitas CCTV sebagi sarana pendukung sistem keamanan layanan sirkulasi yang mampu memonitoring aktivitas user.
2. Komputer Multimedia
Komputer yang dipakai di dalam Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sekitar 48 unit komputer. Dengan rincian sebagai berikut:
19 unit komputer multimedia untuk Layanan Internet for Academic Purposes di Ruang Internet lantai 1 (Internet Corner).
6 unit komputer untuk layanan transaksi peminjaman dan perpanjangan buku berada di lantai 1.
3 unit komputer multimedia yang terhubung dalam Local Area Network (LAN) untuk Layanan Multi Media di Ruang Multi Media lantai 2 (Multimedia Center).
10 unit komputer multimedia untuk layanan OPAC (Online Public Access Catalog) yang tersebar di 3 lantai.
6 unit Komputer Server untuk pengolahan.
3 unit komputer untuk layanan peminjaman buku di lantai tiga.
2 unit komputer digunakan untuk layanan informasi.
Dan 2 unit untuk layanan sarana pembantu.
Spesifikasi keseluruhan Komputer yang digunakan yaitu Pentium 4, intel dual-corc, OS Xp, dan memiliki memory harddisk 150 Gb dengan kecepatan RAM 512 Mb.

3. Hardware lainnya
Selain hardware yang disebutkan diatas, perpustakaan juga memakai scanner yang digunakan untuk menonaktivkan Sistem 3M (Diactivated 3M system) serta printer untuk mencetak slip peminjaman atau pengembalian buku.
D. Spesifikasi Software
1. InTouch dan Elims Software
Pemanfaatan teknologi informasi di Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang telah dimulai pada tahun 1999. Pada saat itu, Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang membangun sebuah jaringan komputer lokal (Local Area Network, LAN). Jaringan ini dimaksudkan sebagai upaya untuk melakukan otomasi di beberapa bidang layanan perpustakaan. Program otomasi Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada saat itu bekerjasama dengan Divisi Otomasi Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya Malang yang mengembangkan sebuah program (software) otomasi perpustakaan bernama InLib (Integrated Library). Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan Perpustakaan Universitas Brawijaya Malang membuat memorandum of understanding (MoU) tentang penggunaan software InLib tersebut. Kemudian software Inlib di upgrade lagi pada tahun 2005 dengan nama In Touch.
Dengan software ini, Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang telah menerapkan otomasi penuh berbasis komputer pada seluruh kegiatan pelayanan pengguna dan kegiatan adminitrasinya. Dalam waktu dekat, Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang akan meluncurkan Virtual dan Digital Library yang dapat diakses dan dikunjungi melalui internet.
Namun dalam perkembangan kebutuhan perpustakaan yang semakin kompleks, salah satunya adalah memberikan kemudahan akses informasi. Maka, saat ini perpustakaan telah memanfaatkan teknologi RFID Elims yaitu teknologi yang memanfaatkan frekwensi radio sebagai sarana identifikasi koleksi.
Selanjutnya software InTouch secara bertahap akan digantikan dengan software baru yaitu Software viblio sebagai interface antara elims dan database perpustakaan.
Kelebihan Software elims ini, disamping memberikan modul standar layanan dan sekuritas perpustakaan, adalah memberikan fasilitas pelayanan touch screen dan self service, sehingga dalam peminjaman dan pengembalian buku, pengguna diberikan dua pilihan, yaitu meminjam/mengembaliakan lewat fasilitas komputer Anjungan Kembali Mandiri (AKM), Anjungan Pinjam Mandiri (APM), atau langsung ke petugas sirkulasi. Dan juga menyediakan layanan pengembalian diluar jam pelayanan melalui fasilitas bookdrop.
2. OPAC (Online Public Access Catalog)
Untuk dapat menemukan bahan pustaka koleksi perpustakaan dengan mudah, Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menyediakan sarana (alat bantu) penelusuran. Sarana penelusuran ini disebut katalog. Katalog ini mempunyai fungsi:
a. Untuk memudahkan seseorang menemukan suatu buku yang diinginkan dengan mencari melalui pendekatan nama pengarang atau judul buku atau subyeknya.
b. Untuk menunjukkan bahwa perpustakaan mempunyai suatu buku yang ditulis oleh pengarang tertentu, atau mengenai subyek tertentu.
c. Sebagai informasi ringkas tentang suatu bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan.
d. Untuk mengetahui letak suatu buku dijajar di rak.
Katalog Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang bersifat online yang disimpan dalam sebuah data base (pangkalan data) di komputer server dan dapat diakses, ditelusur dan dilihat pada layar monitor komputer yang disediakan untuk umum. Katalog ini dinamakan OPAC (Online Public Access Catalog, Katalog terpasang yang dapat digunakan oleh umum).
OPAC mempunyai kesamaan fungsi dengan kartu catalog. OPAC adalah sarana untuk mencari informasi tentang koleksi yang ada di perpustakaan dengan menggunakan terminal komputer.
3. RFID (Radio Frequency Identification)
RFID dalam bahasa Inggris: Radio Frequency Identification atau Identifikasi Frekuensi Radio adalah sebuah metode identifikasi dengan menggunakan sarana yang disebut label RFID atau transponder untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Label atau kartu RFID adalah sebuah benda yang bisa dipasang atau dimasukkan di dalam sebuah produk, hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi menggunakan gelombang radio. Label RFID terdiri atas mikrochip silikon dan antena. Label yang pasif tidak membutuhkan sumber tenaga, sedangkan label yang aktif membutuhkan sumber tenaga untuk dapat berfungsi.
Peranti ini terdiri dari dua bagian. Peranti pertama adalah RFID reader yang berfungsi untuk membaca kode-kode dari RFID tag (label) dan membandingkan dengan yang ada di memori reader. Sedangkan bagian kedua adalah RFID tag yang berfungsi menyimpan kode-kode sebagai pengganti identitas diri. Yang umum digunakan pada proses implantasi ini adalah RFID pasif.
E. Strategi Planning
Sebuah instansi atau perusahaan harus memiliki rencana strategi (Strategi Planning) guna memenangkan persaingan. Salah satunya dengan memanfaatkan IT atau Teknologi Informasi untuk keunggulan kompetitif. Keunggulan perusahaan dibandingkan pesaingnya adalah apabila perusahaan dapat memenuhi semua kebutuhan pelanggannya. Keunggulan Kompetitif berhubungan dengan penggunaan informasi untuk memperoleh pengaruh di pasar. Dapat disimpulkan bahwa sebuah Instansi harus menggunakan sumber daya konsepsual (data dan informasi) dan sumber daya fisik dalam mencapai tujuan strategis tersebut.
Begitu pula dengan instansi yang kami survey. Dari pengamatan di Perpustakaan Pusat Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, surveyor dapat merumuskan sebuah strategi planning yaitu dengan menggunakan strategi kompetitif berupa deferensiasi pertumbuhan dan persekutuan dengan menggunakan Teknologi Informasi. Karena dalam menghadapi persaingan bisnis yang dinamis, Pelaku bisnis diharapkan dapat mengembangkan strategi kompetitif untuk mengatasi berbagai tindakan akibat tekanan kompetitif yang dihadapi.
1. Strategi Deferensiasi
Strategi deferensiasi yaitu mengembangkan berbagai cara untuk melakukan diferensiasi produk dan jasa (pelayanan) Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dari para pesaingnya (Perpustakaan kota Malang, dan Perpustakaan Perguruan Tinggi laiannya, khususnya yang berdomisili di Malang) atau mengurangi keunggulan diferensiasi para pesaingnya. Hal ini memungkinkan Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk berfokus pada produk atau jasa (pelayanan) agar mendapatkan keunggulan dalam segmen atau ceruk (niche) tertentu suatu pasar. Untuk merealisasikan hal tersebut, dapat dilakukan berbagai cara, antara lain yaitu:
Mengenbangkan berbagai fitur TI baru untuk melakukan diferensiasi pelayanan perpustakaan. Salah satunya dengan adanya Book drop yang berfungsi seperti ATM, dimana pengguna bisa mengembalikan buku tanpa harus pada jam pelayanan perpustakaan. Pengguna cukup memasukkan buku lewat sarana book drop ini. Prosedurnya dapat digambarkan sebagai berikut.


Menggunakan berbagai fitur TI untuk memfokuskan diri pada ceruk pasar yang dipilih. Hal ini dapat direalisasikan dengan Multi-Purpose Station (Layanan Anjungan Pinjam Mandiri /APM) yang berfungsi sebagai sarana pinjam mandiri. Pengguna bisa meminjam koleksi buku secara mandiri tanpa melalui petugas sirkulasi. Sarana ini dapat mengurangi antrean panjang peminjaman. Prosedurnya dapat digambarkan sebagai berikut:

2. Strategi Pertumbuhan
Yaitu Secara signifikan memperluas kemampuan perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang untuk memperluas secara regional maupun global, dan melakukan diversifikasi produk dan jasa baru (koleksi buku dan pelayanan), atau berintegrasi ke dalam produk dan jasa yang berhubungan. Beberapa cara untuk mencapainya dengan pemanfaatan teknologi informasi yaitu:
Menggunakan TI untuk mengelola perluasan bisnis secara regional dan global. Hal ini dapat dilaksanakan oleh perpustakaan pusat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang melalui Virtual Library. Virtual Library ini diidealisasikan sebagai sarana yang interactive dan online untuk melayani anggotanya. Melalui virtual library ini, anggota dapat melakukan penelusuran informasi dan transaksi peminjaman melalui jarak jauh dengan internet.
Gunakan TI untuk mendiversifikasi serta mengintegrasikan produk dan jasa lainnya. Hal ini telah diterapkan oleh Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, yaitu dengan menyediakan Layanan Internet for Academic Purposes.
3. Strategi Persekutuan
Membuat hubungan dan persekutuan bisnis baru dengan para pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan perusahaan-perusahaan lainnya. Hubungan ini dapat meliputi merger, akuisisi, Joint venture, membentuk “perusahaan virtual”, atau kesepakatan pemasaran manufaktur, atau distribusi antara suatu bisnis dengan mitra dagangnya. Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang seharusnya menjalani hubungan atau persekutuan dengan banyak instansi, selain dengan beberapa yanng telah disebutkan dalam profil. Contohnya dengan penerbit-penerbit buku sebagai pemasok perpustakaan, dan perpustakaan perguruan tinggi lainnya sebagai pesaing sekaligus rekan. Dan hubungan instansi internasional. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
Menggunakan TI untuk membuat organisasi virtual yang terdiri dari para mitra dan rekan.
mengembangkan sistem informasi antar mitra yang dihubungkan oleh internet dan ekstranet yang akan mendukung hubungan bisnis strategis dengan para pelanggan, pemasok, subkontraktor, dan pihak lain.
Masih banyak strategi kompetitif lainnya, yang belum dijelaskan diatas. Yaitu antara lain strategi kepemimpinan dalam biaya, inovasi dan strategi lainnya. Dari strategi planning diatas, surveyor mempunyai gambaran perpustakaan masa depan yang bisa memenangkan kompetitif dengan menggunakan RFID Management System.

F. Evaluasi
Evaluasi SIM yaitu mendefinisikan seberapa baik SIM dapat beroperasi pada organisasi yang menerapkannya untuk memperbaiki prestasi di masa mendatang, menilai kemampuan teknis SIM dan pelaksanaan operasional serta menilai pendayagunaannya.
Setelah melakukan observasi pada Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Surveyor dapat mengevaluasi Sistem Informasi yang diterapkannya melalui Evaluasi sistem Hardware (perangkat keras) dan Software (perangkat lunak) yang masih berlaku .
Evaluasi ini dapat dilakukan dengan beberapa metode atau sarana yaitu sebagai berikut:
a) Monitor Hardware (perangkat keras)
Sejauh ini Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tidak menggunakan alat atau sarana seperti Monitor Hardware untuk mengawasi perangkat keras yang digunakannya. Namun, dari pengawasan secara langsung dan observasi (survey) yang kami lakukan, surveyor dapat mengevaluasi Sistem Harware pada Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada spesifikasi hardware di atas, dapat diketahui bahwa harware yang digunakan Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sangat baik, dan masih sangat layak untuk dipakai karena hampir keseluruhan Hardware masih baru. Akan tetapi sebagaimana dalam strategi planning, surveyor menyarankan agar Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menambah Hardware yang dapat mendukung strategi kompetitif, sperti Book drop dan lainnya.
b) Monitor Software (perangkat lunak)
Dalam mengawasi Software pun Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang masih manual, tidak ada monitor khusus pengawasan Software. Namun, hal ini tidak begitu signifikan. Menurut surveyor Software yang saat ini dipakai untuk sistem informasi Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang lebih baik daripada sistem informasi yang lama.
Software InTouch yang saat ini digunakan sebaiknya digantikan dengan software baru yaitu Software viblio sebagai interface antara elims dan database perpustakaan. Hal ini untuk pengembangan Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dalam hal kompetitifnya, dengan memberikan fasilitas pelayanan touch screen dan self service sebagaimana strategi planning yang dijelaskan sebelumnya.
c) Observasi
Dari hasil observasi sistem informasi manajemen pada Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dapat ditarik kesimpulan bahwa masih diperlukan beberapa perbaikan dan perkembangan dari sistem informasi manajemen tersebut. Beberapa langkah yang harus dilakukan adalah antara lain:
Menambah sumber daya baru yang diperlukan contohnya, penambahan tenaga kerja (pegawai). Hal ini merujuk pada jumlah layanan yang tersedia di Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, maka kebutuhan tenaga perpustakaan yaitu minimal berjumlah 64 orang. Sedangkan pegawai yang ada saat ini masih berjumlah 24, sehingga jumlah tenaga yang ada masih perlu untuk ditambah khususnya tenaga pustakawan, teknisi dan tenaga shelving buku
Menambah beberapa Hardware (perangkat keras) dan Software (perangkat lunak). Sebagaimana yang telah disebutkan pada sarana evaluasi sebelumnya.
Mengganti beberapa Software (perangkat lunak), contohnya inTouch diganti dengan software viblio.
Serta perlu menambah sumber daya untuk memperbaiki ketepatgunaan sistem informasi tersebut.


Senin, 03 Januari 2011

TASAWUF AKHLAQI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sejarah perkembangan tasawuf, para ahli membagi tasawuf menjadi dua, yaitu tasawuf yang mengarah pada perilaku dan tasawuf yang mengarah pada teori-teori perilaku dan tasawuf yang mengarah pada teori-teori yang rumit dan memerlukan pemahaman mendalam. Tasawuf pertama sering disebut tasuwuf akhlaqi. Ada yang menyebutkan tasawuf yang sering dikembangkan oleh kaum salaf. Adapun tasawuf yang berorientas ke arah kedua disebut tasawuf falsafi. Tasawuf banyak dikembangakan para sufi yang berlatar belakang sebagai filosof di samping sebagai sufi.
Pembagian dua jenis tasawuf di atas didasarkan atas kecenderungan ajaran yang dikembangkan, yakni kecenderungan pada perilaku atau moral keagamaan dan kecenderungna pada pemikirin.
Kajian yang berkenaan dengan akhlak ini menjadikan tasawuf terlihat sebagai amalan yang sangat sederhana dan mudah dipraktekkan oleh semua orang. Kesederhanaannya dilihat dari kemudahan landasan-landasan atau alur befikirnya. Tasawuf pada alur yang sederhana ini kelihatannya banyak ditampilkan oleh kaum salaf. Perhatian mereka lebih tertuju pada realitas pengamalan Islam dalam praktek yang lebih menekankan perilaku manusia yang terpuji.
Dengan munculnya para sufi yang juga filosof, orang mulai membedakannya dengan tasawuf yang mula-mula berkembang, yakni tasawuf akhlaqi. Kemudian, tasawuf akhlaqi ini diidentikkan dengan tasawuf sunni. Hanya saja, titik tekan penyebutan tasawuf sunni dilihat pada upaya yang dilakukan oleh sufi-sufi yang memegari tasawufnya dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Dengan demikian terbagi menjadi dua, yaitu sunni yang lebih berorientasi pada pengokohan akhlak, dan tasawuf falsafi, yakni aliran yang menonjolkan pemikiran-pemikiran filosofis dengan ungkapan-ungkapan ganjilnya (syathahiyat) dalam ajaran-ajaran yang dikembangkannya. Ungkapan-ungkapan syathahiyat itu bertolak dari keadaan yang fana menuju pernyataan tentang terjadinya penyatuan ataupun hulul.
Guna memperdalam pengetahuan tentang salah satu bagian tasawuf tersebut, maka dalam makalah ini akan dibahas secara detail mengenai tasawuf akhlaqi. Pembahasannya akan difokuskan pada para tokoh dan pemikirannya.

B. Rumusan Masalah
Sebagaimana pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah kami adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan tasawuf akhlaqi?
2. Siapa saja tokoh tasawuf akhlaqi dan bagaimana pemikirannya?

C. Tujuan Pembahasan
Mengacu pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembahasan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Guna memahami tasawuf akhlaqi.
2. Untuk mengetahui para tokoh tasawuf akhlaqi dan memahami pemikrannya. 


BAB II
PEMBAHASAN

A. Tasawuf Akhlaqi
Tasawuf akhlaqi ialah ajaran akhlak dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh kebahagiaan yang optimal. Dengan kata lain tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonstrasi pada teori-teori perilaku, akhlaq atau budi pekerti atau perbaikan akhlaq. Dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan, tasawuf seperti ini berupaya untuk menghindari akhlaq mazmunah dan mewujudkan akhlaq mahmudah. Tasawuf seperi ini dikembangkan oleh ulama ’ulama sufi.
Dalam pandangan para sufi berpendapat bahwa untuk merehabilitasi sikap mental yang tidak baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek lahiriyah. Oleh karena itu pada tahap-tahap awal memasuki kehidupan tasawuf, seseorang diharuskan melakukan amalan dan latihan kerohanian yang cukup berat tujuannya adalah mengusai hawa nafsu,
menekan hawa nafsu, sampai ke titik terendah dan -bila mungkin- mematikan hawa nafsu sama sekali. Oleh karena itu dalam tasawuf akhlaqi mempunyai tahap system pembinaan akhlak disusun sebagai berikut:
a. Takhalli
Takhalli merupakan langkah pertama yang harus di lakukan oleh seorang sufi. Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku dan akhlak tercela. Salah satu dari akhlak tercela yang paling banyak menyebabkan akhlak jelek antara lain adalah kecintaan yang berlebihan kepada urusan duniawi. Hal ini dapat dicapai dengan jalan menjauhkan diri dari kemaksiatan dalam segala bentuknya dan berusaha melenyapkan dorongan hawa nafsu jahat.
Menurut orang sufi, kemaksiatan pada dasarnya dibagi menjadi dua, yakni; maksiat lahir dan maksiat bathin. maksiat lahir ialah segala sifat tercela yang dilakukan oleh anggota lahir seperti tangan, mulut, mata, dll. maksiat bathin adalah segala sifat tercela yang diperbuat oleh anggota bathin, yaitu hati.
Imam Ghozali menyebut sifat-sifat tercela ini dengan sebutan sifat-sifat muhlikat, yaitu segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya pada kebinasaan. Beliau juga menyebutnya denngan suatu kehinaan (razilah). Pembicaraan tentang siakp atau kelakuan yang tercela ini lebih didahulukan daripada pembicaraan tentang sikap atau kelakuan terpuji karena ia termasuk takhliyah (mengosongkan dari siaft-sifat tercela) sambil mengisinya (tahliyah) dengan sifat-sifat terpuji. Oleh orang-orang sufi membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dipandang penting Karena Itu merupakan najis maknawi. Adanya najis-najis pada diri seseorang menyebabkan ia tidak mungkin dekat kepada Tuhan.
Untuk menanamkan rasa benci teerhadap kehidupan duniawi, menurut kaum sufi yang moderat berpendapat bahwa rasa benci terhadap kehidupan duniawi cukup hanya tidak sampai lupa kepada tujuan hidup, bukan meninggalkannya sama sekali. golongan ini tetap memanfaatkan dunia sekedar kebutuhannya dengan mengatur dan mengontrol dorongan hawa nafsu yang dapat mengganggu stabilitas akal dan perasaan. Namun kelompok sufi yang ekstrem berpendapat bahwa kehidupan duniawi adalah “racun pembunuh”,duniawi adalah penghalang jalan menuju Allah, maka harus dimatikan sama sekali.
Jika diri telah dihinggapi sifat-sifat tercela tersebut, maka harus segera diobati. Cara mengobatinya dengan menunjukkan sebab-sebab penyakit tersebut, menginsafkan akan akibat-akibat yang berbahaya, melatih membersihkannya serta mengisinya dengan sifat-sifat yang baik. Usaha-usaha saperti ni oleh Imam Ghazali dinamkan munjiyat, yakni tingkah laku yang dapat menyelamatkan dan membahagiakan.
b. Tahalli
Tahalli adalah upaya mengisi dan menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, perilaku, dan akhlak terpuji. Dengan menjalankan ketentuan agama baik yang bersifat eksternal (luar) maupun internal (dalam). Yang disebut aspek luar adalah kewajiban-kewajiban yang bersifat formal seperti sholat, puasa, haji dll. Dan adapun yang bersifat dalam adalah seperti keimanan, ketaatan dan kecintaan kepada Tuhan.
Usai tahap pembersihan diri dari sifat dan mental yang tidak baik melalui takhalli, usaha tersebut berlanjut terus pada tahap berikutnya yang disebut tahalli. Yaitu pengisian hati dengan sifat-sifat yang baik bersamaanya dengan penghilangan sifat-sifat buruk. Seperti yang dikatakan Al-Qasim, Al-Ghazali mengatakan bahwa yang dikatakn budi pekerti yang baik ialah bersifat tidak kikir tapi juga tidak boros, tapi diantara keduanya. Denagn kata lain, sifat baik itu bersikap moderat di antara dua ekstrem.
Menurut Al-Ghazali, jiwa manusia dapat dilatih, dikuasai, diubah dan dapat dibentuk sesuai dengan kehendak manusia itu sendiri. Dari satu latihan akan menjadi kebiasaan dan dari kebiasaan tersebut akan menghasilkan kepribadian.
c. Tajalli
Untuk pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli, maka rangkaian pendidikan akhlak selanjutnya adalah fase tajalli . Kata tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib. Berdsarkan firman Allah:
Artinya“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) Hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nur: 35)
Berdasarkan firman Allah di atas, maka kaum sufi yakin percaya bahwa seseorang bisa mendapatkan pancaran nur Ilahi. Mereka berusaha membersihkan jiwa dari sifat-sifat keji, melepas dari sangkut paut dunia hanya semata-mata untuk memperoleh tajalli, untuk menerima pancaran nur Ilahi, yang akan berlimpah ruahlah rahmat dan karunianya.
Agar hasil yang telah diperoleh jiwa dan organ-organ tubuh yang telah terisi dengan butir-butir mutiara akhlak dan sudah terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang luhur- tidak berkurang, maka rasa ketuhanan perlu dihayati lebih lanjut. Kebiasaan yang dilakukan dengan kesadaran optimum dan rasa kecintaan yang mendalam dengan sendirinya akan menumbuhkan rasa rindu kepada-Nya.
Tak pelak, tasawuf merupakan alternatif untuk memenuhi dahaga rohani dan mengatasi krisis kerohanian manusia modern, sehingga tidak mengenal jati diri, arti dan tujuan kehidupan. Maka, “mata air” tasawuf yang sejuk mampu menyegarkan dan menyelamatkan manusia yang (merasa) terasing. Ada yang bilang tasawuf adalah salah satu cara untuk melarikan diri (eskapisme) dari kesulitan menghadapi kehidupan. Tasawuf merupakan keniscayaan seorang hamba Allah SWT. Sesungguhnyalah, kehidupan di dunia tidaklah mungkin terelakkan sebagai rumah sekaligus kuburan manusia.

B. Tokoh-Tokoh Tasawuf Ahklaqi & Pemikirannya
1. Hasan Al-Bashri
a. Biografi Singkat Al-Bashri
Hassan al-Basri dilahirkan di Madinah pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin al-Khattab pada tahun 21 Hijrah (642 Masihi). Pernah menyusu pada Ummu Salmah, isteri Rasulullah S.A.W., ketika ibunya keluar melaksanakan suruhan beliau. al-Hassan al-Basri pernah berguru kepada beberapa orang sahabat Rasul S.A.W. sehingga beliau muncul sebagai ulamak terkemuka dalam peradapan Islam. al-Hassan al-Basri meninggal di Basrah, Iraq, pada 110 Hijrah (728 Masihi).
Hasan Al- Basri memilki gelar Abu Said. Beliau seorang jahid yang amat masyur dikalangan tabi’in. beliaulah ynag mula- mula menyediakan waktunya untuk memperbincangkan ilmu- ilmu kebathinan, kemurnian akhlak dan usaha menyucikan jiwa didalam masjid Bashrah. Segala ajarannya tentang kerohanian, senantiasa diukur dengan sunnah- sunnah Nabi.
b. Ajaran Tasawuf Al-Bashri
Ajaran tasawuf akhlaqi yang di usung oleh hasan Al-Bashri kemungkinan di dasari oleh rasa takut terhadap siksaan Tuhan di dalam neraka. Dasar pendirian beliau ialah zuhud kepada dunia menolak akan kemegahannya, semata menuju kepada Allah, tawakal, khauf (takut) dan rajaa’, tidaklah terpisahkan. Menurutnya manusia janganlah hanya semata- mata takut kepada Allah, tetapi ikutlah ketakutan dengan pengharapan. Takut akan murka- Nya tetapi mengharap akan karunia- Nya.
Pandangan tasawufnya ialah senantiasa bersedih hati, takut seandainya dia tidak melaksanakan perintah Allah sepenuhnya dan menghentikan semua larangan sepenuh-Nya pula. Sehingga sya’rani pernah mengatakan: “Demikian takutnya sehingga seakan- akan dia merasa bahwa neraka itu diciptakan hanya untuk dia.”
Abu Na’im Al-Ashbahani menyimpulkan pandangan tasawuf Hasan Al-Bashri sebagai berikut: “Takut (khauf) dan pengharapan (raja’) tidak akan dirundung kemuraman dan keluhan; tidak pernah tidur senang karena mengingat Allah”. Lebih jauh Hamkah mengemukakan sebagian ajaran tasawuf Hasan Al-Bashri sebagai berikut:
 Perasaan takut yang menyebabkan hatimu tentram lebih baik dari pada rasa tentram yang menimbulkan perasaan takut .
 Dunia adalah negeri tempat beramal. Barang siapa bertemu dunia dengan perasaan benci dan zuhud, ia akan berbahagia dan memperoleh faedah darinya. Namun, barang siapa bertemu dunia dengan perasaan rindu dan hatinya tertambat dengan dunia, ia akan sengsara dan akan berhadapan dengan penderitaan yang tidak dapat ditanggungnya.
 Tafakkur membawa kita kepada kebaikan dan selalu berusaha untuk mengerjakannya.
 Dunia ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapa kali ditinggalkan mati suaminya.
 Orang yang beriman akan senantiasa berduka cita pada pagi dan sore hari karena berada diantara dua perasaan takut: takut mengenang dosa yang telah lampau dan takut memikirkan ajal yang masih tinggal serta bahaya yang akan mengancam.
 Hendaklah setiap orang sadar akan kematian yang senantiasa mengancamnya, dan juga takut akan kiamat yang hendak menagih janjinya.
 Banyak duka cita di dunia memperteguh semangat amal sholeh.
Berkaitan dengan ajaran tasawuf Hasan Al-Bashri, Muhammad Mustafa, guru besar Filsafat Islam, menyataka kemungkinan bahwa tasawuf Hasan Al-Bashri didasari oleh rasa takut siksa Tuhan di dalam neraka.
Namun, lanjutnya, setelah diteliti ternyata bukan perasaan takut terhadap siksaanlah yang mendasari tasawufnya, tetapi kebesaran jiwanya akan berkurang dan kelalaian dirinya mendasari tasawufnya itu. Sikapnya itu senada dengan sabda Nabi yang berbunyi, “Orang beriman yang selalu mengingat dosa-dosa yang pernah dilakukannya adalah laksana orang duduk dibawah sebuah gunung besar yang senantiasa takut gunung itu akan menimpa dirinya”.

2. Al-Muhasibi
a. Riwayat Hidup Al-Muhasibi
Abu 'Abdullah al-Harits bin Asad al-Muhasibi (165-243 H/781-857 M) adalah salah seorang sufi besar dalam sejarah tasawuf.Ajaran-ajaran dan karya-karyanya sangat berpengaruh pada kaum sufi kurun berikutnya.Al-Muhasibi mulai menempuh jalan sufi sebagai usaha untuk keluar dari keraguan yang membelit dirinya.
Menyikapi situasi kehidupan sosial di zamannya,ia berpandangan bahwa ada tiga golongan manusia-orang-orang yang mengetahui akhirat tetapi sangat jarang dan sedikit jumlahnya;orang-orang yang bodoh memiliki ilmu tetapi mengejar kehormatan dan status sosial yang tinggi serta bertujuan hanya memperoleh kekayaan duniawi ; dan orang-orang yang berlagak salih dan ahli ibadah tetapi sesungguhnya tidaklah demikian.
Menurutnya,dalam kondisi seperti ini,jalan keselamatan yang mesti ditempuh seorang Mukmin adalah senantiasa bertakwa keada Allah,melaksanakan segenap perintah-Nya,menjauhi segala larangan-Nya,menghindari segala macam dosa dan kemasiatan,dan berpegang teguh pada Alquran dan Sunnah Nabi saw.
b. Ajaran Tasawuf Al-Muhasibi
Al-Muhasibi, menempuh jalan tasawuf karena hendak keluar dari keraguan yang dihadapinya. Tatkala mengamati madzhab-mazdhab yang dianut umat Islam, Al-Muhasibi menemukan kelompok didalamnya. Di antara mereka ada sekelompok orang yang tahu benar tentang keakhiratan, namun jumlah mereka sangat sedikit. Sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang mencari ilmu karena kesombongan dan motivasi keduniawian.
Al-Muhasibi memandang bahwa jalan keselamatan hanya dapat ditempuh melalui ketakwaan kepada Allah, melaksanakan kewajiban-kewajiban, wara’, dan meneladani Rasulullah. Menurut Al-Muhasibi, tatkala sudah melaksanakan hal-hal diatas, maka seseorang akan diberi petunjuk oleh Allah berupa penyatuan antara fiqih dan tasawuf. Ia akan meneladani Rasulullah dan lebih mementingkan akhirat daripada dunia.
Salah satu karakteristik tasawuf al-Muhasibi adalah menggabungkan sikap kehati-hatian (wara') agar tidak terjatuh ke dalam dosa atau kemaksiatan dan pelaksanaan berbagai kewajiban agama yang bersifat ritual maupun sosial. Singkat kata, tasawuf al-Muhasibi memadukan syariat dan hakikat, aspek lahiriah dan aspek batiniah. Sekalipun demikian, dalam tasawufnya, ia lebih mengedepankan syariat daripada hakikat. Artinya, hakikat harus selalu mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan syariat melalui penyelarasan kedalaman batiniah dengan aspek lahiriah.
a) Pandangan Al-Muhasibi Tentang Ma’rifat
Al-Muhasibi mengatakan ma’rifat harus ditempuh melalui jalan tasawuf yang berdasarkan pada kitab dan sunnah. Selaras dengan hadis Rasulullah yang berbunyi, “Pikirkanlah makhluk-makhluk Allah dan jangan coba-coba memikirkan tentang dzat Allah sebab kalian akan tersesat karenanya”.
Al-Muhasibi menjelaskan tahapan-tahapan ma’rifat sebagai berikut:
1) Taat: awal kecintaan kepada Allah adalah taat, yaitu wujud konkret ketaatan hamba kepada Allah. Kecintaan kepada Allah hanya dapat dibuktikan dengan jalan ketaatan, bukan sekedar pengungkapan kecintaan semata sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang. Mengekpresikan kecintaan kepada Allah hanya dengan ungkapan-ungkapan, tanpa pengamalan merupakan kepalsuan semata.
2) Aktivitas anggota tubuh yang telah disinari oleh cahaya yang memenuhi hati merupakan tahap ma’rifat selanjutnya.
3) Pada tahap ketiga ini Allah menyingkapkan khazanah-khazanah keilmuan dan kegaiban kepada setiap orang yang telah menempuh kedua tahap diatas. Ia akan menyaksikan berbagai rahasia yang selama ini disimpan Allah.
4) Tahap keempat adalah apa yang dikatakan oleh sementara sufi dengan fana’ yang menyebabkan baqa’.
b) Pandangan Al-Muhasibi tentang Khauf dan Raja’
Dalam pandangan Al-Muhasibi, khauf (rasa takut) dan raja’ (pengharapan) menempati posisi penting dalam perjalanan seseorang membersihkan jiwa. Ia memasukkan kedua sifat itu dengan etika-etika keagamaan lainnya, yakni, ketika disifati dengan khauf dan raja’, seseorang secara bersamaan disifati pula oleh sifat-sifat lainnya. Pangkal wara’, menurutnya adalah ketakwaan; pangkal ketakwaan adalah introspeksi diri (musabat Al-nafs); pangkal introspekasi diri adalah khauf dan raja’; pangkal khauf dan raja’ adalah pengetahuan tentang janji dan ancaman Allah; pangkal pengetahuan tentang keduanya adalah perenungan. Khauf dan raja’. Menurut Al-Muhasibi, dapat dilakukan dengan sempurna bila berpegang pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam hal ini, ia mengaitkan kedua sifat itu dengan ibadah dan janji serta ancaman Allah.
Al-Muhasibi lebih lanjut mengatakan bahwa Al-Qur’an jelas berbicara tentang pembalasan (pahala) dan siksaan. Al-Qur’an jelas pula berbicara tentang surga dan neraka. Ia mengutip ayat-ayat berikut:
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Q.S. Adz-Dzariyyat:15-18)
Raja’dalam pandangan Al-Muhasibi, seharusnya melahirkan amal shaleh. Seseorang yang telah melakukan amal shaleh, berhak mengharap pahala dari Allah. Dan inilah yang dilakukan oleh mukmin sejati dan para sahabat nabi sebagaimana digambarkan oleh ayat:
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.s. Al-Baqarah, : 218)

3. AL-QUSYAIRI
a. Riwayat Hidup Al-Qusyairi
Nama lengkap Al-Qusyairi adalah ‘Abdul Karim bin hawazin lahir pada tahun 376 H di Istiwa, kawasan Nishafur yang merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan pada masanya. Disinilah ia bertemu dengan gurunya, Abu ‘Ali Ad-Daqqaq, seorang sufi terkenal. Al-Qusyairi selalu menghadiri mejelis gurunya dan dari gurunyalah Al-Qusyairi menempuh jalan tasawuf. Sang guru menyarankan untuk mengawasinya dengan mempelajari syari’at. Karena itu, Al-Qusyairi lalu mempelajari fiqih pada seorang faqih, Abu Bakr Muhammad bin Abu Bakr Ath-Thusi (wafat tahun 405 H), da mempelajari ilmu kalam serta ushul fiqh pada Abu Bakr bin Farouq (wafat tahun 406 H). selain ityu ia pun menjadi murid Abu Ishaq Al-Isfarayani (wafat tahun 418 H) dan menelaah karya-karyaAl-Baqillani.


b. Ajaran Tasawuf Al-Qusyairi
Seandainya karya Al-Qusyairi, Ar-Risalah Al-Qusyairiyyah, dikaji secara mendalam, akan tampak jelas bagaimana Al-Qusyairi cenderung mengembalilkan tasawuf keatas landasan doktrin ahlus sunnah, sebagaimana pernyataannya: “Ketahuilah! Para tokoh aliran ini (maksudnya para sufi) membina prinsip-prinsip trasawuf atas landasan tauhid yang benar, sehingga doktrin mereka terpelihara dari penyimpangan. Selain itu, mereka lebih dekat dengan tauhid kaum salaf maupun ahlus-sunnah, yang tak tertandingi dan tak mengenal macet.
Mereka pun tahu hak yang lama, dan bisa mewujudkan sifat ssuatu yang diadakan dari ketiadaannya. Karena itu tokoh aliran ini, Al-Junaid mengatkan bahwa tauhid adalah pemisah hal yang lama dengan hal yang baru. Landasan doktrin-doktrin mereka pun didasarkan pada dalil-dalil dan bukti yang kuat serta gamblang. Abu Muhammad Al-Jariri mengatakan bahwa barang siapa tidak mendasarkan ilmu tauhid pada salah satu pengokohnya, niscaya kakinya tergelincir kedalam jurang kehancuran”.
Selain itu, Al-Qusyairi pun mengecam keras para sufi pada masanya yang gemar mempergunakan pakaian orang-orang miskin, sedangkan tindakan mereka bertentangan dengan pakaian mereka. Ia menekankan bahwa kesehatan bathin, dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-sunnah, lebih penting dibandingkan dengan pakaian lahiriyah.
Karena itu pula, Al-Qusyairi menyatakan bahwa ia menulis risalahnya karena dorongan perasaan sedihnya ketika ia melihat hal-hal yang menimpa jalan tasawuf. Ia tidak bermaksud menjelek-jelekkan salah seorang dari kelompok tersebut dengan mendasarkan diri pada penyimpangan sebagian penyerunya. Risalahnya itu menurutnya, hanya sekedar “pengobat keluhan” atas apa yang menimpa tasawuf pada masanya. Dari uraian ini tampak jelasbahwa pengembalian arah tasawuf, menurut Al-Qusyairi, dapat dilakukan dengan merujuknya pada doktrin ahlus sunnah wal jamaah, yaitu dengan mengikuti para sufi sunni abad ketiga dan keempat hijriyah sebagaimana diriwayatkannya dalam Ar-Risalah.

4. Al-Ghazali
a. Biografi Singkat Al-Ghazali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta’us Ath-Thusi Asy Syafi’i Al-Ghazali atau Abu Hamid Al-ghazali. Ia dipanggil Al-Ghazali karena dilahirkan di Ghazlah, sutu kota di Khurasan, Iran. Pada tahun 450 H/ 1058 M, tiga tahun setelah kaum saljuk mengambil alih kekuasaan di Baghdad. Ayah Al-Ghazali adalah seorang pemintal kain wol miskin yang taat, menyenangi ulama, dan aktif menghadiri majelis-majelis pengajian. Ketika menjelang wafatnya, ayahnya menitipkan Al-Ghazali dan adiknya yang bernama Ahmad kepada seorang sufi. Ia menitipkan sedikit harta kepada sufi itu, seraya berkata dalam wasiatnya: “Aku menyesal sekali karena aku tidak belajar menuis, aku berharap untuk mendapatkan apa yang tidak kuperoleh itu melalui kedua putraku ini”.
Sufi tersebut mendidik dan mengajar keduanya sampai suatu hari harta titipannya habis dan sufi itu tidak mampu lagi memberi makan keduanya. Selanjutnya sufi itu menyarankan kedua anaknya untuk belajar pada pengelola sebuah madrasah sekaligus untuk menyambung hidup mereka. Di madrasah inilah Al-Ghazali mempelajari ilmu fiqih kepada Ahmad bin Muhammad Ar-Rizkani. Kemudian Al-Ghazali memasuki sekolah tinggi Nizhamiyah di Naisabur, dan disinilah ia belajar kepada Imam Haramain hingga menguasai ilmu mantiq, ilmu kalam, fiqih-ushul fiqih, tasawuf, dan retorika perdebatan.
Setelah Imam Haramain wafat (478 H / 1086 M), Al-Ghazali pergi ke Baghdad, yaitu kota tempat berkuasanya Nizham Al-Muluk. Kota ini merupakan tempat berkumpul sekaligus tempak diselenggarakannya perdebatan antar ulama-ulama terkenal. Sebagai seorang yang menguasai retorika perdebatan, ia terpancing untuk melibatkan diri dalam perdebatan-perdeeebatan itu dan sering mengalahkan ulama-ulama ternama, sehingga mereka pun tidak segan-segan mengakui keunggulan Al-Ghazali.
Kegiatan perdebatan dan penyelaman berbagai aliran mnimbulkan pergolakan dalam diri Al-Ghazali karena tidak ada yang memberikan kepuasan bathinnya. Ia pun memutuskan melepaskan jabatannya dan meninggalkan Baghdad menuju Syiria, Palestina, dan kemudian ke Mekkah untuk mencari kebenaran . setelah menemukan kebenaran hakiki pada akhir hidupnya, maka tidak lama kemudian ia menghembuskan nafasnya yang terakhir di Thus pada tanggal 19 Desember 1111 Masehi atau pada hari senin 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriyah dengan banyak meninggalkan karya tulisnya.
b. Ajaran Tasawuf Al-Ghazali
Di dalam tasawufnya, Al-Ghazali memilih tasawuf sunni yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi ditambah dengan doktrin ahlus sunnah wal jamaah. Dari faham tasawufnya itu, ia menjauhkan semua kecenderungan gnostis yang mempengaruhi para filosof Islam, sekte Ismailiyah, aliran syiah, Ikhwan As-Shafa, dan lain-lain. Ia menjauhkan tasawufnya dari faham ketuhanan Aristoteles, seperti emanasi dan penyatuan. Itulah sebabnya, dapat dikatakan bahwa tasawuf Al-Ghazali benar-benar bercorak Islam. Corak tasawufnya adalah psiko-moral yang mengutamakan pendidikan moral. Hal ini dapat dilihat dalam kerya-karyanya, seperti Ihya’ Ulum Al-Din, Minhaj Al-‘Abidin, Mizan Al-Amal, Bidayah Al-Hidayah, Mi’raj Al-Salikin a, Ayyuhal Walad.
Menurut Al-Ghazali, jalan menuju tasawuf dapat dicapai dengan cara mematahkan hambatan-hambatan jiwa, serta membersihkan diri dari moral yang tercela, sehingga kalbu lepas dari segalasesuatu selain Allah dan selalu mengingat Allah. Al-Ghazali menilai negatif terhadap syathahat. Ia menganggap bahwa syathahat mempunyai dua kelemahan. Pertama, kurang memperhatikan amal lahiriyah, hanya mengungkapkan kata-kata yang sulit dipahami, mengemukakan kesatuan dengan Tuhan, dan menyatakan bahwa Allah dapat disaksikan. Kedua, syathahat merupakan hasil pemikiran yang kacau dan hasil imajinasi sendiri.
Al-Ghazali sangat menolak paham hulul dan itihad. Untuk itu, ia menyodorkan paham baru tentang ma’rifat, yakni pendekatan diri kepada Allah (taqarrub ila Allah) tanpa diikuti penyatuan dengan-Nya. Ma’rifat menurut versi Al-Ghazali diawali dalam bentuk latihan jiwa, lalu diteruskan dengan menempuh fase-fase pencapaian rohani dalam tingkatan-tingkatan (maqamat) dan keadaan (ahwal). Oleh karena itu, Al-Ghazali mempunyai jasa besar dalam dunia Islam. Dialah yang mampu memadukan antara ketiga kubu keilmuan Islam, yakni tasawuf, fiqih dan ilmu kalam, yang sebelumnya banyak menimbulkan terjadinya ketegangan.
a) Pandangan Al-Ghazali tentang Ma’rifat
Menurut Al-Ghazali, sebagaimana dijelaskan oleh Harun Nasution, ma’rifat adalah mengetahui rahasia Allah dan mengetahui peraturan-peraturan Tuhan tentang segala yang ada. Alat memperoleh ma’rifat bersandar pada sir, qalb, dan roh. Di dalam kitab Ihya’ Ulum Ad-Din, Al-Ghazali membedakan jalan pengetahuan untuk sampai kepada Tuhan bagi orang awam, ulama, dan orang arif (sufi). Ia membuat perumpamaan tentang keyakinan bahwa si Fulan adan di dalam rumah. Keyakinan orang awam di bangun atas dasar taklid, yaitu hanya mengikuti perkataan orang bahwa si Fulan ada di dalam rumah, tanpa menyelidikinya lagi. Bagi ulama, keyakinan adanya si Fulan di rumah di bangun atas dasar adanya tanda-tanda, seperti suaranya yang terdengar walaupun tidak kelihatan orangnya. Sementara orang arif tidak hanya melihat tanda-tandanya melalui suara di balik dinding. Lebih jauh dari itu, ia pun memasuki rumah dan menyaksikan dengan mata kepalanya bahwa si Fulan benar-benar berada di dalam rumah.
Ma’rifat seorang sufi tidak dihalangi oleh hijab, sebagaimana ia melihat si Fulan ada dalam rumah dengan mata kepalanya sendiri. Ringkasnya, ma’rifat menurut Al-Ghazali tidak seperti ma’rifat menurut orang awam maupun ma’rifat ulama/mutakallim, tetapi ma’rifat sufi yang dibangun atas dasar dzaug rohani dan kasyf Illahi. Ma’rifat semacam ini dapat dicapai oleh para khawas auliya’ tanpa melalui perantara atau langsung dari Allah sebagaimana ilmu kenabian yang diperoleh langsung dari Tuhan walaupun dari segi perolehan ilmu ini, berbeda antara nabi dan wali. Nabi mendapat ilmu Allah melalui perantara malaikat, sdangkan wali mendapat ilmu melalui ilham. Namun keduanya sama-sama memperoleh ilmu melalui Allah.
b) Pandangan Al-Ghazali tentang As-sa’adah
Menurut Al-Ghazali, kelezatan dan kebahagiaan yang paling tinggi dan melihat Allah. Di dalam kitab kimiya nya ‘As’adah, ia menjelaskan bahwa As-Sa’adah atau (kebahagian) itu sesuai dengan watak (tabiat). Sedangkan watak sesuatu itu sesuai dengan ciptaan-Nya; nikmatnya mata terletak ketika melihat gambar yang bagus dan indah; nikmatnya telinga terlatak pada mendengar suara yang merdu. Demikian juga seluruh anggota tubuh, mempunyai kenikmatan tersendiri.
Kenikmatan qalb sebagai alat memperoleh ma’rifat terletak ketika melihat Allah. Melihat Allah merupakan kenikmatan agung yang tiada taranya karena ma’rifat itu sendiri agung dan mulia. Oleh karena itu, kenikmatannya melebihi kenikmatan lainnya. Kelezatan dan kenikmatan dunia bergantung pada nafsu dan akan hilang setelah manusia mati, sedangkan kelezatan dan kenikmatan melihat Tuhan bergantung pada qalb dan tidak akan hilang walaupun manusia sudah mati. Hal ini karena, qalb tidak ikut mati, malah kenikmatannya bertambah, karena dapat keluar dari kegelapan menuju cahaya yang terang.



BAB III
KESIMPULAN

Tasawuf akhlaqi ialah ajaran akhlak dalam kehidupan sehari-hari guna memperoleh kebahagiaan yang optimal. Dengan kata lain tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonstrasi pada teori-teori perilaku, akhlaq atau budi pekerti atau perbaikan akhlaq. Tasawuf akhlaqi mempunyai tahap system pembinaan akhlak yang disusun sebagai berikut:
a. Takhalli
Takhalli merupakan langkah pertama yang harus di lakukan oleh seorang sufi. Takhalli adalah usaha mengosongkan diri dari perilaku dan akhlak tercela.
b. Tahalli
Tahalli adalah upaya mengisi dan menghiasi diri dengan jalan membiasakan diri dengan sikap, perilaku, dan akhlak terpuji. Tahapan tahalli dilakukan kaum sufi setelah mengosongkan jiwa dari akhlak-akhlak tercela.
c. Tajalli
Untuk pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli, maka rangkaian pendidikan akhlak selanjutnya adalah fase tajalli. Kata tajalli bermakna terungkapnya nur ghaib.
Tokoh-tokoh Tasawuf Akhlaqi ada empat orang, yaitu: Hasan Al-Bashri, Al-Muhasibi, Al-Qusyairi dan Al-Ghazali. Pemikiran mereka sedikit banyak berbeda antara satu dan yang lain. Berikut ini pemikiran masing-masing tokoh dalam tasafuh Akhlaqi.
Ajaran tasawuf akhlaqi yang di usung oleh hasan Al-Bashri kemungkinan di dasari oleh rasa takut terhadap siksaan Tuhan di dalam neraka. Dasar pendirian beliau ialah zuhud kepada dunia, menolak akan kemegahannya, semata menuju kepada Allh, tawakal, khauf (takut) dan rajaa’, tidaklah terpisahkan. Menurutnya manusia janganlah hanya semata- mata takut kepada Allah, tetapi ikutlah ketakutan dengan pengharapan. Takut akan murka- Nya tetapi mengharap akan karunia- Nya.
Pandangan tasawufnya ialah senantiasa bersedih hati, takut seandainya dia tidak melaksanakan perintah Allah sepenuhnya dan menghentikan semua larangan sepenuh-Nya pula. Sehingga sya’rani pernah mengatakan: “Demikian takutnya sehingga seakan- akan dia merasa bahwa neraka itu diciptakan hanya untuk dia.”
Salah satu karakteristik tasawuf al-Muhasibi adalah menggabungkan sikap kehati-hatian (wara') agar tidak terjatuh ke dalam dosa atau kemaksiatan dan pelaksanaan berbagai kewajiban agama yang bersifat ritual maupun sosial. Singkat kata, tasawuf al-Muhasibi memadukan syariat dan hakikat, aspek lahiriah dan aspek batiniah. Sekalipun demikian, dalam tasawufnya, ia lebih mengedepankan syariat daripada hakikat. Artinya, hakikat harus selalu mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan syariat melalui penyelarasan kedalaman batiniah dengan aspek lahiriah.
Al-Qusyairi cenderung mengembalilkan tasawuf keatas landasan doktrin ahlus sunnah, sebagaimana pernyataannya: “Ketahuilah! Para tokoh aliran ini (maksudnya para sufi) membina prinsip-prinsip trasawuf atas landasan tauhid yang benar, sehingga doktrin mereka terpelihara dari penyimpangan. Selain itu, mereka lebih dekat dengan tauhid kaum salaf maupun ahlus-sunnah, yang tak tertandingi dan tak mengenal macet.
Al-Ghazali memilih tasawuf sunni yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi ditambah dengan doktrin ahlus sunnah wal jamaah. Dari faham tasawufnya itu, ia menjauhkan semua kecenderungan gnostis yang mempengaruhi para filosof Islam, sekte Ismailiyah, aliran syiah, Ikhwan As-Shafa, dan lain-lain. Ia menjauhkan tasawufnya dari faham ketuhanan Aristoteles, seperti emanasi dan penyatuan. Itulah sebabnya, dapat dikatakan bahwa tasawuf Al-Ghazali benar-benar bercorak Islam. Corak tasawufnya adalah psiko-moral yang mengutamakan pendidikan moral. Hal ini dapat dilihat dalam kerya-karyanya, seperti Ihya’ Ulum Al-Din, Minhaj Al-‘Abidin, Mizan Al-Amal, Bidayah Al-Hidayah, Mi’raj Al-Salikin a, Ayyuhal Walad.