Sabtu, 29 Januari 2011

Membangun Sekolah Cukup di Rumah

Judul : Rumahku Sekolahku: Panduan bagi Orang Tua untuk Menciptakan Homeschooling
Penulis : A. Abe Saputro
Penerbit: Grha Pustaka (Kelompok Penerbit Pinus) - Yogyakarta
Cetakan : I (Juli – 2007)
Tebal : 148 halaman
Peresensi:Fauziah*)

Pendidikan peserta didik di sekolah seperti saat ini pada dasarnya adalah tanggungjawab orang tua masing-masing. Namun, teriring perkembangan zaman mengharuskan adanya lembaga atau instansi yang khusus membantu orang tua dalam mendidikan putra-putrinya. Hingga dikenal dengan istilah sekolah. Belakangan ada trend baru lagi dikalangan masyarakat kita. Pendidikan alternatif yang populer disebut dengan homeschooling (sekolah-rumah).

Kecenderungan hal ini bukan tanpa ada sebab-musababnya. Rabindrant Tagore, peraih nobel sastra tahun 1913, menyebutkan pernyataan yang cukup kontroversi. Beliau mengatakan bahwa selama ini “sekolah formal adalah siksaan yang tak tertahankan”. Sekolah yang pada realitanya menuntut para murid untuk memahami semua mata pelajaran tanpa memikirkan bakat dan minat mereka. Belum lagi jam mata pelajaran yang terkadang sangat melimpah sehingga terasa amat menjenuhkan.

Dari sinilah kemudian hadir istilah home schooling. Dimana para orang tua dan anak bebas menentukan apa yang akan dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya. Mereka juga bisa memilih kapan dan dimana pembelajaran dilaksanakan sehingga terkesan menjadikan anak bisa lebih nyaman dan terarah dalam perkembangan nalar dan pendidikannya.

Bagi masyarakat Indonesia istilah ini masih amat terasa asing. Apalagi bagi masyarakat awam yang sama sekali tidak mengenal istilah ini. Mereka masih beranggapan bahwa sekolah haruslah duduk dibangku sekolah formal dari tingkat dasar hingga menengah.
Namun pola pikir sebagian orang tua mulai beralih. Mereka merasa lebih nyaman menyekolahkan anaknya dirumah mereka sendiri. Mereka merasa anaknya lebih aman bila belajar dirumah, terhindar dari lingkungan yang berdampak negatif terhadap anak seperti pergaulan yang semakin bebas, narkoba, tawuran dan lain sebagainya yang bisa merusak psikis anak itu sendiri.

Kehadiran buku yang berjudul “Rumahku Sekolahku: Panduan Bagi Orang Tua untuk Menciptakan Homeschooling” ini sangat membantu para orang tua yang ingin mengadakan atau menerapkan home schooling. Dalam bukunya ini, penulis, A. Abe Saputro, yang berprofesi sebagai pengamat pendidikan dan guru sebuah sekolah menengah di Medan, menjelaskan betapa home schooling secara sederhana dan mudah dipahami serta dapat dipraktikan bagi siapa saja.

Buku yang amat sederhana namun sangat padat ini kita dapat mengetahui seluk beluk home schooling serta sejarahnya. Setidaknnya dapat dijadikan reverensi bagi kalangan pemerhati pendidik, orang tua, pengambil kebijakan pendidiakn dan siapapun yang peduli pada pada pendidikan yang berbasis penghargaan atas bakat dan minat serta kecerdasan anak yang telah dimiliki.

Belum banyak memang bahan bacaan yang dapat dijadikan rujukan bagi mereka yang ingin mengadakan homeschooling. Tapi tak usah dikhawatirkan lagi karena buku terbitan Grha Pustaka ini menyajikan segudang solusi bagi pembacanya. Buku ini memberikan panduannya secara teknis dan lengkap. Selain itu, mencakup pula mulai dari definisi, latar belakang, penjelasan seputar mitos, hingga legalisasi dari pemerintah. Lengkap disertakan pula metode dan praktik pelaksanaan homeschooling itu sendiri. Selamat Mencoba!

*) Mahasiswa Fak. Ekonomi UIN Malang. Pemerhati Pendidikan Dasar Kemasyarakatan (P2DK) Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar